Anggota Komisi IV DPR RI Fraksi PKB, Daniel Johan mengatakan bahwa pengelolaan hasil perikanan dapat meningkatkan kesejahteraan nelayan Ketapang sehingga dihadirkan Bimbingan Teknis (Bimtek) pelatihan pengolahan hasil perikanan di daerah tersebut.
"Komisi IV DPR RI bersama Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BPPP) Tegal Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan RI Bimtek untuk membantu nelayan dalam meningkatkan kesejahteraan," ujarnya saat dihubungi di Ketapang, Minggu.
Daniel mencontohkan seperti suami sebagai nelayan dan ibu peserta pelatihan ini bisa mengolah hasil nelayan suaminya menjadi produk perikanan. Sehingga apa yang didapat suami menjadi bernilai tambah ketika diolah olah sang istri setelah menjadi produk perikanan tersebut.
"Jadi penting kita menggerakkan pendapatan masyarakat pada seperti melalui pelatihan ini. Semoga industri rumah tangga bisa kita ciptakan melalui Bimtek ini. Saya berharap selain Kerupuk Amplang, Ketapang memiliki lagi oleh-oleh khas yang kongkrit," kata Daniel, anggota DPR RI Dapil Kalbar 1 itu.
Ia menegaskan setelah Bimtek ini harus didorong jangan hanya berakhir pada Bimtek. Tapi harus ada program lanjutan dan minimal para peserta nantinya bisa mendapatkan program alat pengemasannya.
"Kalau tidak ada program lanjutannya, nanti malu kita datang ke sini lagi jika kegiatan ini nanti tidak ada hasilnya. Jadi ketika saya ke sini lagi bisa beli oleh-oleh hasil Bimtek ini," ujarnya.
Dirinya selalu berkeyakinan bahwa pertanian dan perikanan masa depan Indonesia. Nasib Indonesia ke depan tergantung bagaimana mengelola pertanian dan perikanan karena masyarakat Indonesia mayoritas petani dan nelayan. Jadi memperkuat hilirisasi dan perindustrian pertanian dan perikanan menjadi jalan meningkatkan Indonesia maupun petani dan nelayan itu sendiri.
Daniel menambahkan negara-negara di dunia akan melakukan perang ekonomi dan pertama dilakukan adalah meniadakan tarif. Tujuannya agar produk-produk negara maju bisa masuk ke negara berkembang. Maka produk pertanian dan perikanan Indonesia harus dipikirkan dari sekarang dan jangan dibebankan tarif juga.
"Sehingga produk Indonesia bisa memiliki daya saing dengan harga murah dan kualitasnya semakin meningkat. Kalau kita menjual bahan baku memang lumayan tapi belum meningkatkan nilai tambah terhadap hasil pertanian dan perikanan masyarakatnya," ucapnya.
Kegiatan Bimtek diselenggarakan di Rumah Joglo Jawa Kabupaten Ketapang selama dua hari sejak Minggu hingga Senin (5-6/11). Hadir pada kegiatan ini Kepala Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BPPP) Tegal Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan RI, Moch Muchlisin.
Kemudian Bupati Ketapang, Martin Rantan diwakili Asisten Sekda Bidang Perekonomian dan Pembangunan, Syamsul Islami. Serta beberapa jajaran Pemerintah dan anggota DPRD Kabupaten Ketapang. Kegiatan ini juga diikuti seratus orang sebagai peserta pelatihan.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021
"Komisi IV DPR RI bersama Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BPPP) Tegal Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan RI Bimtek untuk membantu nelayan dalam meningkatkan kesejahteraan," ujarnya saat dihubungi di Ketapang, Minggu.
Daniel mencontohkan seperti suami sebagai nelayan dan ibu peserta pelatihan ini bisa mengolah hasil nelayan suaminya menjadi produk perikanan. Sehingga apa yang didapat suami menjadi bernilai tambah ketika diolah olah sang istri setelah menjadi produk perikanan tersebut.
"Jadi penting kita menggerakkan pendapatan masyarakat pada seperti melalui pelatihan ini. Semoga industri rumah tangga bisa kita ciptakan melalui Bimtek ini. Saya berharap selain Kerupuk Amplang, Ketapang memiliki lagi oleh-oleh khas yang kongkrit," kata Daniel, anggota DPR RI Dapil Kalbar 1 itu.
Ia menegaskan setelah Bimtek ini harus didorong jangan hanya berakhir pada Bimtek. Tapi harus ada program lanjutan dan minimal para peserta nantinya bisa mendapatkan program alat pengemasannya.
"Kalau tidak ada program lanjutannya, nanti malu kita datang ke sini lagi jika kegiatan ini nanti tidak ada hasilnya. Jadi ketika saya ke sini lagi bisa beli oleh-oleh hasil Bimtek ini," ujarnya.
Dirinya selalu berkeyakinan bahwa pertanian dan perikanan masa depan Indonesia. Nasib Indonesia ke depan tergantung bagaimana mengelola pertanian dan perikanan karena masyarakat Indonesia mayoritas petani dan nelayan. Jadi memperkuat hilirisasi dan perindustrian pertanian dan perikanan menjadi jalan meningkatkan Indonesia maupun petani dan nelayan itu sendiri.
Daniel menambahkan negara-negara di dunia akan melakukan perang ekonomi dan pertama dilakukan adalah meniadakan tarif. Tujuannya agar produk-produk negara maju bisa masuk ke negara berkembang. Maka produk pertanian dan perikanan Indonesia harus dipikirkan dari sekarang dan jangan dibebankan tarif juga.
"Sehingga produk Indonesia bisa memiliki daya saing dengan harga murah dan kualitasnya semakin meningkat. Kalau kita menjual bahan baku memang lumayan tapi belum meningkatkan nilai tambah terhadap hasil pertanian dan perikanan masyarakatnya," ucapnya.
Kegiatan Bimtek diselenggarakan di Rumah Joglo Jawa Kabupaten Ketapang selama dua hari sejak Minggu hingga Senin (5-6/11). Hadir pada kegiatan ini Kepala Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BPPP) Tegal Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan RI, Moch Muchlisin.
Kemudian Bupati Ketapang, Martin Rantan diwakili Asisten Sekda Bidang Perekonomian dan Pembangunan, Syamsul Islami. Serta beberapa jajaran Pemerintah dan anggota DPRD Kabupaten Ketapang. Kegiatan ini juga diikuti seratus orang sebagai peserta pelatihan.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021