Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji, menyerahkan 1 Unit Truk Mobile Laboratorium PCR kepada Pemerintah Kabupaten Sambas yang nantinya akan ditempatkan di PLBN Aruk, guna mendeteksi PMI yang keluar atau masuk melalui PLBN tersebut.

"Ini merupakan bantuan dari Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia (Kemendagri RI) kepada Pemerintah Kabupaten Sambas yang diterima langsung oleh Wakil Bupati Sambas," kata Sutarmijdi usai penyerahan bantuan tersebut di Pontianak, Selasa. 

Baca juga: Mobil PCR Sakura percepat hasil tes usap


Dia menjelaskan, truk laboratorium PCR ini akan ditempatkan di Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Aruk, Kabupaten Sambas, dengan dilengkapi 4 alat pemeriksaan sampel PCR khusus dengan kapasitas mampu mendeteksi atau memeriksa 8 sampel dalam 1 jam.

"Jika 4 alat ini digunakan, ada sekitar 32 sampel yang diperiksa dalam kisaran waktu kurang lebih 1,5 jam. Dengan begitu hasil pemeriksaan PCR bisa mempercepat proses pelayanan dan pemeriksaan sampel swab PCR bagi Pekerja Migran Indonesia (PMI) tanpa harus dikirim ke Laboratorium Kesehatan milik Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat," ujar dia.

Baca juga: Kota Pontianak belum perlu mobil PCR COVID-19

Mobile Lab PCR ini diharapkan dapat digunakan dengan baik, bagi PMI yang masuk ke wilayah Kalbar maupun masyarakat Kabupaten Sambas.

"PMI yang tiba bisa langsung tes PCR dengan cepat. Warga Sambas juga bisa dibawa tes swab PCR ke sana dan jangan lagi ke Pontianak. Dengan adanya alat ini, hasil pemeriksaan bisa keluar dalam 1 jam, karena biasanya 8 jam jika sampel dikirim ke Pontianak," kata Sutarmidji.

Sementara itu, Wakil Bupati Sambas Fahrur Rofi, memberikan apresiasi tinggi kepada Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat dan Kemendagri RI atas bantuan Truk Mobile Lab PCR dalam penanganan COVID-19 di Kabupaten Sambas.

Baca juga: Pemkab Kubu Raya sudah punya mobil pemeriksaan COVID-19

"Atas nama Pemerintah Kabupaten Sambas, saya mengucapkan terima kasih kepada Gubernur Kalbar dan Menteri Dalam Negeri. Semoga bantuan ini dapat mempermudah penanganan COVID-19 di Kabupaten Sambas, terutama di PLBN Aruk, dikarenakan jumlah PMI yang pulang melalui PLBN Aruk cukup tinggi," kata Fahrur Rofi.

Dia menjelaskan, sampai hari ini aktivitas PMI yang pulang masih rendah. Selain itu, pemerintah juga masih memberlakukan pembatasan keluar masuk orang lewat PLBN selain PMI.

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021