Ahli epidemiologi dari Poltekkes Pontianak, Kalimantan Barat Malik Saepudin meminta pemerintah provinsi dan kabupaten/kota untuk memperluas sasaran vaksinasi bagi anak-anak, guna mencegah penyebaran varian baru COVID-19, Omicron, di daerah itu.
"Seperti yang disampaikan oleh Kadis Kesehatan Kalbar, saat ini sudah ada sembilan orang yang diduga terkonfirmasi varian Omnicron. Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah penyebarannya adalah dengan memperluas sasaran vaksin bagi masyarakat," katanya di Pontianak, Selasa.
Menurutnya, dengan semakin banyak masyarakat yang sudah divaksin, tentu memperkecil penyebaran virus tersebut di tengah masyarakat.
"Varian baru Omicron berisiko terhadap anak-anak dan balita serta kelompok rentan lainnya, sehingga sasaran vaksin diperluas pada kelompok umur anak-anak dan balita," tuturnya.
Ia menjelaskan Omicron sebagai varian baru telah ditandai para ilmuwan karena jumlah mutasi yang tinggi. Virus pada varian ini juga dikenal lebih kebal/resisten terhadap vaksin, termasuk meningkatkan penularan dan menyebabkan gejala yang lebih parah.
Malik melanjutkan dari bukti awal menunjukkan peningkatan risiko infeksi ulang dengan varian ini, lalu menyebabkan peningkatan penularan serta kematian dan bahkan dapat memengaruhi efektivitas vaksin.
"Karena itu WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) telah menetapkan varian Omicron ditetapkan sebagai variant of concern (VOC)," katanya.
Namun, kata dia, keberadaan antibodi yang terbentuk dari dua sumber yakni pemberian vaksin dosis dua kali dan pembentukan antibodi secara alamiah dalam tubuh dapat bekerja secara efektif dalam menetralkan virus dengan varian ini.
Ia menambahkan peningkatan kasus untuk varian ini terjadi karena adanya penurunan dalam pengujian, penelusuran, pelacakan, dan isolasi, serta target vaksin yang belum mencapai 70 persen, khususnya di kalangan usia muda, karena kasus didominasi usia muda.
"Jadi pencapaian target vaksin dosis ke-2 lebih dari 70 persen menjadi hal yang sangat penting dan mendesak," kata Malik.
Menurut dia, pemerintah daerah se-Kalbar mesti melakukan evaluasi diri dalam percepatan dan penanganan COVID-19 agar menjadi lebih baik.
"Upaya secara dalam penanganan COVID-19, seharusnya serentak dan konsisten melalui tiga pilar penangan COVID-19 yang terbukti berhasil menurunkan pandemi COVID-19, yaitu penerapan protokol kesehatan 5 M, 3T dan pencapaian target vaksinasi lebih dari 70 persen," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021
"Seperti yang disampaikan oleh Kadis Kesehatan Kalbar, saat ini sudah ada sembilan orang yang diduga terkonfirmasi varian Omnicron. Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah penyebarannya adalah dengan memperluas sasaran vaksin bagi masyarakat," katanya di Pontianak, Selasa.
Menurutnya, dengan semakin banyak masyarakat yang sudah divaksin, tentu memperkecil penyebaran virus tersebut di tengah masyarakat.
"Varian baru Omicron berisiko terhadap anak-anak dan balita serta kelompok rentan lainnya, sehingga sasaran vaksin diperluas pada kelompok umur anak-anak dan balita," tuturnya.
Ia menjelaskan Omicron sebagai varian baru telah ditandai para ilmuwan karena jumlah mutasi yang tinggi. Virus pada varian ini juga dikenal lebih kebal/resisten terhadap vaksin, termasuk meningkatkan penularan dan menyebabkan gejala yang lebih parah.
Malik melanjutkan dari bukti awal menunjukkan peningkatan risiko infeksi ulang dengan varian ini, lalu menyebabkan peningkatan penularan serta kematian dan bahkan dapat memengaruhi efektivitas vaksin.
"Karena itu WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) telah menetapkan varian Omicron ditetapkan sebagai variant of concern (VOC)," katanya.
Namun, kata dia, keberadaan antibodi yang terbentuk dari dua sumber yakni pemberian vaksin dosis dua kali dan pembentukan antibodi secara alamiah dalam tubuh dapat bekerja secara efektif dalam menetralkan virus dengan varian ini.
Ia menambahkan peningkatan kasus untuk varian ini terjadi karena adanya penurunan dalam pengujian, penelusuran, pelacakan, dan isolasi, serta target vaksin yang belum mencapai 70 persen, khususnya di kalangan usia muda, karena kasus didominasi usia muda.
"Jadi pencapaian target vaksin dosis ke-2 lebih dari 70 persen menjadi hal yang sangat penting dan mendesak," kata Malik.
Menurut dia, pemerintah daerah se-Kalbar mesti melakukan evaluasi diri dalam percepatan dan penanganan COVID-19 agar menjadi lebih baik.
"Upaya secara dalam penanganan COVID-19, seharusnya serentak dan konsisten melalui tiga pilar penangan COVID-19 yang terbukti berhasil menurunkan pandemi COVID-19, yaitu penerapan protokol kesehatan 5 M, 3T dan pencapaian target vaksinasi lebih dari 70 persen," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021