Trader (pedagang) Tokocrypto Afid Soegiono menilai ada peluang cuan atau profit bagi investor di balik anjloknya harga aset kripto pada awal-awal tahun ini.
Menurut Afid, saat ini investor memang cenderung merespons negatif dan bersikap "wait and see" terkait sejumlah peristiwa global yang membuat nilai Bitcoin dan aset kripto lainnya anjlok, sehingga membuat pasar kripto bergerak lambat.
"Biasanya, para investor dan trader aset kripto kawakan akan masuk ke pasar dan mengambil keuntungan saat harganya sedang turun. Istilahnya buy the dip. Investor punya insting bahwa penurunan harga sebuah aset adalah saat yang tepat untuk mengakumulasi portofolio asetnya," ujar Afid dalam keterangan di Jakarta, Jumat.
Sepanjang awal 2022, pasar aset kripto mengalami penurunan yang signifikan, jika dibandingkan pada November tahun lalu.
Pelaku pasar dikejutkan oleh beberapa kejadian besar yang berdampak pada anjloknya nilai sejumlah aset kripto, terutama yang berkapitalisasi besar (big cap), seperti Bitcoin, Ethereum, Tether dan lainnya.
Afid menambahkan, setiap investor pasti punya karakter masing-masing. Kebanyakan investor yang berpengalaman akan melakukan "buy the dip" dengan tujuan melindungi nilai kekayaan.
Makanya, lanjut Afid, tak heran jika mereka langsung memborong sebuah aset saat harganya tengah anjlok. Sementara itu, investor yang memborong aset kripto di harga murah, bisa saja kemudian dijual kembali saat pasar merangkak pulih dan harganya menunjukkan tren peningkatan kembali.
Namun, ia mengingatkan kembali bahwa investasi aset kripto itu berisiko tinggi dan sangat spekulatif sehingga perlu kehati-hatian dalam mengambil keputusan.
"Melakukan riset terlebih dahulu mengenai aset kripto yang akan dibeli. Membeli aset kripto sesuai kemampuan dana yang dimiliki dan gunakan "uang dingin". Investor juga bisa melakukan diversifikasi aset atau istilahnya jangan taruh telur dalam satu keranjang," ujar Afid.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022
Menurut Afid, saat ini investor memang cenderung merespons negatif dan bersikap "wait and see" terkait sejumlah peristiwa global yang membuat nilai Bitcoin dan aset kripto lainnya anjlok, sehingga membuat pasar kripto bergerak lambat.
"Biasanya, para investor dan trader aset kripto kawakan akan masuk ke pasar dan mengambil keuntungan saat harganya sedang turun. Istilahnya buy the dip. Investor punya insting bahwa penurunan harga sebuah aset adalah saat yang tepat untuk mengakumulasi portofolio asetnya," ujar Afid dalam keterangan di Jakarta, Jumat.
Sepanjang awal 2022, pasar aset kripto mengalami penurunan yang signifikan, jika dibandingkan pada November tahun lalu.
Pelaku pasar dikejutkan oleh beberapa kejadian besar yang berdampak pada anjloknya nilai sejumlah aset kripto, terutama yang berkapitalisasi besar (big cap), seperti Bitcoin, Ethereum, Tether dan lainnya.
Afid menambahkan, setiap investor pasti punya karakter masing-masing. Kebanyakan investor yang berpengalaman akan melakukan "buy the dip" dengan tujuan melindungi nilai kekayaan.
Makanya, lanjut Afid, tak heran jika mereka langsung memborong sebuah aset saat harganya tengah anjlok. Sementara itu, investor yang memborong aset kripto di harga murah, bisa saja kemudian dijual kembali saat pasar merangkak pulih dan harganya menunjukkan tren peningkatan kembali.
Namun, ia mengingatkan kembali bahwa investasi aset kripto itu berisiko tinggi dan sangat spekulatif sehingga perlu kehati-hatian dalam mengambil keputusan.
"Melakukan riset terlebih dahulu mengenai aset kripto yang akan dibeli. Membeli aset kripto sesuai kemampuan dana yang dimiliki dan gunakan "uang dingin". Investor juga bisa melakukan diversifikasi aset atau istilahnya jangan taruh telur dalam satu keranjang," ujar Afid.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022