Letnan Dua (Letda) Ckm dr Alfred Hartoyo Alphanto seorang perwira pertama keturunan etnis Tionghoa memilih mengabdikan diri kepada bangsa dan negara dengan menjadi dokter militer di satuan TNI.

"Saya ingin memberikan sesuatu untuk negara, salah satunya dengan cara mengabdi sebagai tentara," kata Letda Ckm dr Alfred Hartoyo Alphanto dipantau dari kanal YouTube Jenderal TNI Andika Perkasa di Jakarta, Minggu.

Menurut dia, di Indonesia, terutama di instansi TNI tidak ada pembedaan semuanya diperlakukan dan diberikan kesempatan yang sama, termasuk perlakuan di dalam organisasi.

Baca juga: Jadikan Garuda Shield ajang jalin persahabatan TNI AD-US Army

"Saya bersama teman-teman diperlukan sama dan dididik agar benar-benar menjadi seorang prajurit yang baik," kata dia.

Ia mengatakan sebagai seorang dokter militer akan mengikuti perintah dan siap ditempatkan di mana saja, termasuk memberikan yang terbaik bagi bangsa.

Sebagai seorang abdi negara, ia bertekad akan memberikan pengobatan gratis kepada masyarakat luas sebagai salah satu bentuk pengabdian kepada masyarakat dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Baca juga: 499 siswa komponen cadangan dapat pengarahan dari Dankodiklatad

"Kalau orang tersenyum saya juga ikut senang," ujarnya.

Ia bercerita pada awal kakeknya merantau dari Tiongkok ke Indonesia dan diterima menjadi Warga Negara Indonesia (WNI). Sejak saat itu, Pemerintah Indonesia memberikan kesempatan yang sama kepada siapa saja, termasuk bagi anak-anak keturunan China.

Sebagai contoh, pada awal kedatangannya ke Indonesia kakeknya hanya seorang petani namun dari perjalanan waktu anak-anak keturunan Tionghoa bisa mengenyam pendidikan hingga menjadi seorang sarjana.

Baca juga: TNI-AD bagi sebanyak 150 paket sembako warga terdampak COVID-19 di Singkawang

"Kakek saya awalnya petani, ayah dan ibu saya sarjana dan itu menurut saya sudah menjadi bantuan besar dari negara," kata dia.

Senada dengan itu, saudara kembar dari Letda Ckm dr Alfred Hartoyo Alphanto mengatakan orang tuanya selalu menyampaikan bahwa ia dan saudaranya lahir dan besar di Indonesia, termasuk makan dan minum dari tanah Indonesia sehingga tidak ada alasan untuk tidak mengabdi kepada Ibu Pertiwi.

"Walaupun kamu keturunan Tionghoa tapi kamu sudah menjadi Warga Negara Indonesia dan harus mengabdikan diri ke Indonesia," ujarnya.
 

Seoarang anak tukang cukur bernama Sersan Taruna Yanwar Jumowo menceritakan kisahnya lulus menjadi Taruna Akademi Militer TNI Angkatan Darat.

Yanwar Jumowo dalam siaran TNI AD diterima di Jakarta, Minggu, mengatakan usahanya menjadi prajurit TNI AD dapat terkabul berkat cita-cita, usaha, ikhtiar dan doa.

"Saya menjadi tentara karena keinginan sendiri dan karena saya senang melihat prajurit tentara yang gagah menaiki tank-tank, saat diajak ayah saya melihat alutsista TNI. Saat disana saya bilang, ayah, saya ingin menjadi seperti orang itu, saya menunjuk tentara yang sedang menaiki tank," ucap dia mengenang. 

Cita-cita Yanwar begitu kuat, sehingga dia berusaha keras merealisasikannya dengan latihan intensif seperti lari, dan kegiatan olahraga yang meningkatkan stamina, kesehatan dan kebugaran-nya. Semua itu agar lolos tes kesehatan dan tes-tes lainnya untuk menjadi Taruna Akmil. Baca selengkapnya: Kisah anak tukang cukur lulus Taruna Akmil

Pewarta: Muhammad Zulfikar

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022