Olahraga aerobik yang biasanya dilakukan dalam intensitas rendah dalam durasi lama bisa dilakukan untuk mencegah serangan jantung, kata spesialis jantung dan pembuluh darah dr. Vito A. Damay, SpJP(K), M.Kes., AIFO-K, FIHA, FICA, FAsCC.

"Olahraga ini mudah dilakukan, seperti jalan cepat, bersepeda atau berenang," kata dokter lulusan Universitas Padjajaran itu kepada ANTARA, Selasa.

Olahraga aerobik dilakukan dengan gerakan berulang-ulang, intensitas ringan, dan waktu melakukannya panjang atau berkelanjutan. Selain berjalan cepat, bersepeda dan berenang, olahraga yang bisa dilakukan meliputi lari santai atau jogging hingga lari dalam intensitas sedang.

Baca juga: Senam Aerobik Bisa Tingkatkan Ingatan Lansia

Olahraga aerobik bisa dilakukan secara rutin tiga hingga lima kali setiap pekan. Durasi olahraga setiap pekan yang dianjurkan adalah 150 menit, bila olahraga dijadwalkan lima hari dalam sepekan, maka durasi per hari adalah 30 menit.

Waktunya dapat disesuaikan dengan rutinitas setiap orang, baik itu pagi, siang, sore atau malam hari.

"Tiap hari juga enggak apa-apa kan bukan olahraga yang memberatkan," kata Vito.

Olahraga lainnya yang tak kalah penting adalah angkat beban dengan anjuran dua kali sepekan. Angkat beban bermanfaat dalam memperbaiki postur dan memperkuat otot yang berguna dalam latihan aerobik.

Baca juga: Senam Aerobik Tutunkan Kolersterol Jahat Dalam Tubuh

Di tengah pandemi, masker tetap dipakai untuk olahraga intensitas ringan dan sedang. Agar terbiasa berolahraga memakai masker, berlatihlah secara rutin dan bertahap agar fungsi sistem pernapasan meningkat.

Bawa masker cadangan ketika berolahraga karena keringat yang membasahi masker akan menyulitkan pemakai dan mengganggu fungsi masker, mengganggu sistem pernapasan dan sirkulasi.

Berdasarkan data dari WHO, penyakit jantung masih merupakan salah satu penyakit dengan angka morbiditas dan mortalitas yang tinggi di dunia dengan angka mencapai 18,6 juta orang setiap tahunnya.

Menurut Kementerian Kesehatan, penyakit jantung juga menduduki peringkat tertinggi dengan membebani BPJS hingga lebih dari Rp10 triliun dan terus meningkat setiap tahunnya di Indonesia.

Baca juga: Hilangkan Selulit Dengan Aerobik dan Olahraga Tepat
 

Direktur Rumah Sakit Cantia Tompasobaru  Kabupaten Minahasa Selatan, Sulawesi Utara, dr James Komaling mengatakan pola hidup sehat dapat mencegah hipertensi dan mampu mengurangi risiko terkena penyakit jantung koroner (PJK).

"Penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah salah satu penyebab penyakit jantung koroner, sehingga pola hidup sehat juga menentukan kita tidak terserang penyakit jantung," kata James di Manado, Jumat.

Dia mengatakan melakukan aktivitas fisik 30 menit per hari sangat penting karena dapat menurunkan tekanan darah sistolik 4 - 9 mmHg, kemudian, mengurangi asupan garam dapat mengurangi tekanan darah sistolik 2-8 mmHg.

Mengurangi stres, dapat menurunkan tekanan darah sistolik 5 mmHg, mempertahankan berat badan ideal dapat mengurangi tekanan darah sistolik 5-20 mmHg Baca selengkapnya: Cegah hipertensi dan kurangi risiko jantung dengan pola hidup sehat

Pewarta: Nanien Yuniar

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022