Memiliki banyak varian rasa, membuat kopi Robusta yang tumbuh di Tanagupa Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat memiliki ciri khas tersendiri dengan memiliki banyak varian, hal tersebut juga terlihat dari tempat tumbuhnya kopi rubusta di Kayong Utara yang berada di dataran tinggi, berbeda dengan di wilayah Jawa yang tumbuh di dataran rendah.
Kepala Balai Taman Nasional Gunung Palung M.Ari Wibawanto mengatakan, faktor lain yang membuat kopi rubusta Tanagupa Kayong Utara ini berbeda, terlihat dari rasa kopi yang bergantung pada tempat tumbuhnya.
"Kalau batang kopi itu tumbuh di dekat pohon durian maka rasanya akan mendekati rasa durian, jika kopi itu tumbuh di dekat pohon lengkeng, rasa lengkeng nya itu biasanya melekat di kopi yang kita seduh," ujarnya.
Kopi robusta yang ada di Kayong utara, juga memiliki rasa yang mendekati Kopi Liberika.
"Kalau kopi robusta kita itu tumbuh diantara 100 sampai 500 mdpl. Kopi robusta kita uniknya, memiliki diversifikasi rasa yang menjadi keunggulan kita dari kopi yang lain dan harus kita jaga dan kembangkan lagi," kata dia.
Baca juga : Rumah Kopi diharapkan meningkatkan kesejahteraan petani kopi Sukadana
Untuk itu pihaknya berharap, Pangguyuban Kopi Sukadana, dapat terus berkembang, dan dikenal oleh masyarakat luas untuk meningkatkan penghasilan masyarakat sekitar.
"Jadi ada beberapa desa di Kecamatan Sukadana yang telah kita bentuk kelompoknya dan sudah berjalan. Kita berharap petani kopi sekarang sudah mulai meningkatkan panen kopinya. Memang ada beberapa petani kopi sudah mulai melakukan peremajaan," kata dia.
Saat ini Balai Taman Nasional Gunung Palung juga terus membantu, proses legalitas paguyuban kopi yang berada di Desa Gunung Sembilan. Seperti, sertifikasi halal dari MUI dan berbagai administrasi dari instansi lain yang diperlukan.
"Jadi tidak kita lepaskan gitu aja, selalu kita pantau setiap perkembangan nya," singkatnya.
Baca juga : Kopi Sukadana dulu diabaikan warga kini punya nilai jual tinggi
Baca juga : Kopi Liberika Kayong Utara raih juara 1 kompetisi kopi dunia di Spanyol
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022
Kepala Balai Taman Nasional Gunung Palung M.Ari Wibawanto mengatakan, faktor lain yang membuat kopi rubusta Tanagupa Kayong Utara ini berbeda, terlihat dari rasa kopi yang bergantung pada tempat tumbuhnya.
"Kalau batang kopi itu tumbuh di dekat pohon durian maka rasanya akan mendekati rasa durian, jika kopi itu tumbuh di dekat pohon lengkeng, rasa lengkeng nya itu biasanya melekat di kopi yang kita seduh," ujarnya.
Kopi robusta yang ada di Kayong utara, juga memiliki rasa yang mendekati Kopi Liberika.
"Kalau kopi robusta kita itu tumbuh diantara 100 sampai 500 mdpl. Kopi robusta kita uniknya, memiliki diversifikasi rasa yang menjadi keunggulan kita dari kopi yang lain dan harus kita jaga dan kembangkan lagi," kata dia.
Baca juga : Rumah Kopi diharapkan meningkatkan kesejahteraan petani kopi Sukadana
Untuk itu pihaknya berharap, Pangguyuban Kopi Sukadana, dapat terus berkembang, dan dikenal oleh masyarakat luas untuk meningkatkan penghasilan masyarakat sekitar.
"Jadi ada beberapa desa di Kecamatan Sukadana yang telah kita bentuk kelompoknya dan sudah berjalan. Kita berharap petani kopi sekarang sudah mulai meningkatkan panen kopinya. Memang ada beberapa petani kopi sudah mulai melakukan peremajaan," kata dia.
Saat ini Balai Taman Nasional Gunung Palung juga terus membantu, proses legalitas paguyuban kopi yang berada di Desa Gunung Sembilan. Seperti, sertifikasi halal dari MUI dan berbagai administrasi dari instansi lain yang diperlukan.
"Jadi tidak kita lepaskan gitu aja, selalu kita pantau setiap perkembangan nya," singkatnya.
Baca juga : Kopi Sukadana dulu diabaikan warga kini punya nilai jual tinggi
Baca juga : Kopi Liberika Kayong Utara raih juara 1 kompetisi kopi dunia di Spanyol
Editor :
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022