Tim Wildlife Rescue Unit Balai Konservasi Sumber Daya Alam Seksi Konservasi Wilayah (BKSDA SKW) II Pangkalan Bun berhasil mengevakuasi dua orang utan dari permukiman warga Desa Pembuang Hulu 2, Kabupaten Seruyan.

"Kedua individu orang utan yang berhasil diamankan tim dari SKW II dan OF-UK (Orangutan Foundation-United Kingdom) tersebut berjenis kelamin betina umur 17 tahun dan anaknya akhir pekan lalu," kata Kepala Kantor BKSDA SKW II Pangkalan Bun Dendi Sutiadi di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Selasa.

Sebelum Tim SKW II bersama perwakilan OF-UK, organisasi nirlaba berdiri di London, Inggris melakukan penyelamatan, staf Seksi Pengelola Taman Nasional (SPTN) 1 Balai Taman Nasional Tanjung Puting Pembuang melaporkan bahwa warga melihat orang utan masuk kawasan permukiman.

Baca juga: Tercatat 1.968 ekor orangutan hidup di Taman Nasional Kapuas Hulu

Dia menerangkan anak induk orang utan berkelamin jantan berumur tiga bulan. Awalnya, pihaknya mendapat laporan warga bahwa ada individu orang utan sedang menggendong anaknya masuk Desa Pembuang Hulu. Laporan langsung diterima untuk selanjutnya tindaklanjuti hingga akhirnya dua individu orang utan itu berhasil dievakuasi.

"Pada hari Minggu pagi tim langsung bergerak ke lokasi sesuai dengan yang dilaporkan oleh staf SPTN 1 Balai TN Tanjung Puting dan pada pukul 13.30 WIB tim berhasil mengamankan kedua individu orang utan tersebut setelah dilakukan tembak bius," kata Dendi.

Berdasarkan pantauan tim di lapangan, katanya, hutan habitat orang utan di sekitar desa setempat memang sudah tidak luas, dikelilingi kebun sawit, dan banyak pembukaan lahan sawit baru, sehingga individu orang utan tersebut masuk desa dan pemukiman warga.

Dia menambahkan masyarakat sekitar yang sering melihat orang utan tersebut pun khawatir ada orang tidak bertanggung jawab menembak atau melukai orang utan tersebut.

"Kedua individu orang utan tersebut sempat diamankan di SKW II Pangkalan Bun untuk dilakukan pemeriksaan, dan hari ini (28/11) siang tadi sudah dilakukan pelepasan di kawasan margasatwa Lamandau," kata dia.

Sebelumnya, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan merilis 23.000 lebih orang utan hidup di hutan Kalteng. Jumlah itu sebagai paling banyak untuk kategori di Indonesia. Bahkan bisa diklaim paling banyak di dunia untuk kategori ekosistem kawasan gambut.

Untuk itu, pihaknya mengajak seluruh elemen masyarakat menjaga kelestarian hutan dan lingkungan agar keberadaan satwa yang menjadi kebanggaan masyarakat Kalimantan terpelihara dan terjaga.

Baca juga: 3 ekor orangutan dilepasliarkan di kawasan TNBK Kapuas Hulu

Baca juga: Keunikan orang utan jadi daya tarik peneliti

Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Seksi Konservasi Wilayah (SKW) I Ketapang bersama dengan International Animal Rescue (IAR) Indonesia menyelamatkan bayi orang utan ( Pongo pygmaeus) jantan peliharaan warga di Dusun Sabang Keramat, Desa Batu Lapis, Kecamatan Hulu sungai, Kabupaten Ketapang.

"Orang utan itu dipelihara oleh Bumeng, seorang warga Sabang Keramat selama tiga bulan. Pemiliknya mengaku tidak sengaja menemukan bayi orangutan ini sendirian di tepi hutan," kata Kepala BKSDA Kalimantan Barat Sadtata Noor Adirahmanta di Pontianak, Selasa.

Dikatakannya, selama dipelihara, orang utan yang diberi nama Batis ini ditempatkan di dalam kandang kecil. Oleh pemiliknya, orang utan ini diberi makan nasi putih, pisang, pepaya dan tebu serta diberi minum kopi dan air putih.

"Batis tidak pernah dikeluarkan dari kandang, makan dan minum diberi di kandang saja. Pemeliharaan ilegal yang tidak memperhatikan kebersihan dan kesejahteraan satwa ini turut menyumbang potensi munculnya penyakit," kataSadtata Noor Adirahmanta . Baca selengkapnya: BKSDA Kalbar dan IAR selamatkan bayi orang utan

Pewarta: Rendhik Andika/M Asyari

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022