Kilang Balikpapan tetap beroperasi dan memproduksi bahan bakar minyak (BBM) dan LPG selama libur dan perayaan Natal-Tahun Baru.

“Kami atur giliran kerja, pastikan stok bahan baku minyak mentah cukup, dan koordinasi penuh dengan Pertamina Patra Niaga,” kata General Manager (GM) PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Unit Balikpapan Arafat Bayu Nugroho, Sabtu.

Kilang Balikpapan dikelola dan dijalankan oleh PT Kilang Pertamina Internasional. Kilang ini memproduksi 260.000 barel BBM per hari untuk memenuhi kebutuhan energi Indonesia Tengah dan Timur.

Saat ini juga sedang berlangsung Proyek Refinery Development Master Plan (RDMP), atau proyek peningkatan kapasitas produksi kilang menjadi 360.000 barel per hari. Peningkatan produksi itu didapat dari antara lain kemampuan kilang mengolah beragam jenis minyak mentah dari beragam sumber.

GM Arafat menambahkan, khusus untuk masa libur Natal dan Tahun Baru ini PT KPI Unit Balikpapan telah membentuk Satuan Tugas Pengendalian dan Pemantauan Kelancaran Penyaluran BBM dan LPG Masa Natal 2022 dan Tahun Baru 2023.

Teknisi di Kilang Balikpapan. (ANTARA/HO-KPI)

Satuan Tugas ini memastikan dan melakukan pengawasan kehandalan kilang dengan cara seperti tersebut di atas, yaitu memastikan pengaturan sumber daya manusia, memastikan stok bahan baku minyak mentah mencukupi. Kemudian untuk BBM dan LPG yang sudah jadi, berkoordinasi dengan Pertamina Patra Niaga untuk memastikan BBM dan LPG tersebut mencapai titik distribusi.

"Kami juga melakukan koordinasi dengan para pemangku kepentingan diantaranya aparat keamanan, pemerintah daerah, serta otoritas pelabuhan,” lanjut GM Arafat.

Langkah-langkah ini juga sudah dilaporkan kepada Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas (BPH Migas) dalam kunjungan lembaga tersebut ke Kilang Balikpapan beberapa waktu lalu. Dengan begitu juga GM Arafat berharap operasional Kilang Balikpapan dapat berjalan dengan baik dan lancar serta dapat memenuhi target yang ditentukan.

Baca juga: Pertamina jamin pasokan BBM ke masyarakat walaupun ada tangki terbakar



Pengamat ekonomi dan pertambangan dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmy Radhi menilai insiden kebakaran yang menimpa tangki minyak di Kilang Cilacap, Jawa Tengah, akan memperbesar biaya impor Bahan Bakar Minyak (BBM) nasional.

"Sudah pasti kebakaran akan memperbesar biaya impor BBM," ujarnya saat dihubungi di Jakarta, Minggu.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, impor minyak Indonesia tercatat sebanyak 10,57 juta barel sepanjang Januari hingga Juli 2021. Jumlah itu meningkat tipis dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 10,33 juta barel.

Dari sisi nilai, impor minyak pada paruh pertama tahun ini telah mencapai 6,18 miliar dolar AS atau meningkat 48 persen dari sebelumnya hanya 4,18 miliar dolar AS pada semester I 2020. Kenaikan nilai impor itu terjadi akibat lonjakan harga minyak dunia.Baca selengkapnya: Kebakaran Kilang Cilacap memperbesar biaya impor BBM

Pewarta: Novi Abdi

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022