Anggota Komisi I DPR RI Sukamta meminta Pemerintah segera mengambil langkah-langkah taktis untuk memastikan keamanan dan keselamatan seluruh warga negara Indonesia (WNI) beserta pelajar dan mahasiswa Indonesia yang berada di Sudan.

"Dengan perkembangan situasi yang masih tidak menentu serta skala konflik yang mungkin bisa meluas, saya berharap Pemerintah segera menyusun beberapa skenario untuk pengamanan dan penyelamatan WNI," kata Sukamta dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa.

Skenario untuk mengevakuasi WNI di Sudan itu juga perlu dibuat apabila kondisi semakin memburuk.

Selain itu, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Khartoum perlu memastikan suplai makanan tetap terjaga di tengah posisi mahasiswa Indonesia tertahan di asrama di Sudan.

"Kami mengapresiasi Kemlu yang telah melakukan koordinasi dengan KBRI dan melakukan upaya pengamanan WNI di Sudan," kata Sukamta.

Dia juga meminta KBRI Khartoum terus memantau secara intensif kondisi WNI di Sudan, termasuk mengantisipasi jalur komunikasi tetap tersambung mengingat adanya rencana pemutusan sambungan internet di Sudan.

Sukamta berharap situasi di Sudan segera kondusif dan kembali aman. Dia pun meminta semua WNI dan mahasiswa di Sudan terus menjaga kontak dengan KBRI Khartoum serta saling membantu dan menjaga ketenangan.

"Tentu ini bukan situasi yang mudah, tapi saya percaya langkah-langkah pengamanan dan penyelamatan bisa dilalukan dengan baik, sebagaimana pengalaman Kemlu mengevakuasi WNI di Ukraina," jelasnya.

Pertempuran pecah antara tentara Sudan dan pasukan paramiliter RSF di ibu kota Sudan, Khartoum, Sabtu pagi (15/4), waktu setempat karena perebutan kekuasaan. Menurut KBRI Khartoum, terdapat sekitar 1.209 WNI yang menetap di Sudan.

Melalui pernyataan di Twitter, Kemlu RI menyatakan bahwa keselamatan dan kesejahteraan masyarakat harus menjadi prioritas. Pihaknya juga terus melakukan kontak dengan WNI di Sudan melalui KBRI Khartoum.

"KBRI Khartoum terus melakukan kontak dengan WNI di Sudan," demikian keterangan yang dimuat pada akun media sosial @Kemlu_RI pada Selasa.

Kontak KBRI yang bisa dihubungi WNI dalam keadaan darurat adalah +249 90 797 8701 dan +249 90 007 9060.
 


Dua warga negara (WN) Inggris yang dilaporkan hilang pada 6 Januari lalu di wilayah timur Ukraina, ditemukan tewas, menurut Kementerian Luar Negeri Inggris pada Selasa.

Christopher Parry (28 tahun) dan Andrew Bagshaw (48 tahun) dilaporkan hilang pada 6 Januari dekat kota Soledar saat membantu warga setempat pindah ke tempat aman di tengah perang Ukraina dengan Rusia.

Melalui pernyataan yang dikeluarkan oleh Kemlu Inggris, keluarga Parry mengabarkan tewasnya kedua pria tersebut saat “melakukan evakuasi kemanusiaan” dari wilayah terdampak.

“Dengan penuh kesedihan kami mengabarkan bahwa saudara terkasih kami Chrissy (Christopher) tewas bersama dengan rekannya Andrew Bagshaw saat berusaha melakukan evakuasi kemanusiaan dari Soledar, wilayah timur Ukraina,” ungkap Rob, Christine dan Katy Parry dalam pernyataan yang dikutip BBC.

Soledar merupakan kota kecil di bagian timur daerah Bakhmut, di mana pasukan Ukraina terlibat dalam perang sengit dengan pasukan Rusia dan kelompok tentara bayaran Wagner.Baca selengkapnya: Warga negara Inggris tewas di Ukraina dalam aksi kemanusiaan
 

Pewarta: Melalusa Susthira Khalida

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023