Guru Besar Ilmu Gizi Institut Pertanian Bogor (IPB) sekaligus Ketua Umum Pergizian Pangan Indonesia, Prof. Dr. Hardiansyah, M.S mengatakan anak usia satu tahun ke atas boleh mengonsumsi mi instan untuk mengenal beragam cita rasa.

"Kalau anak-anak tidak dikenalkan cita rasa, nanti dia jadi nggak mengenal cita rasa Indonesia,” kata Hardiansyah saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Sabtu.

Ia mengatakan industri mi Indonesia memiliki kemasan, rasa maupun kandungan gizi yang berbeda dibandingkan mi asal luar negeri, sehingga produk lokal lebih aman untuk dikonsumsi oleh anak-anak, asal tidak berlebihan.

"Saya rasa industri mi Indonesia itu mengenalkan banyak cita rasa makanan lokal. Ada cita rasa ayam geprek, rendang dan lain-lain. Jadi selagi tidak berlebihan dan tidak monoton itu nggak apa-apa," imbuhnya.

Hardiansyah menjelaskan hal yang mendasari keamanan kandungan gizi di mi instan produk Indonesia adalah bahan baku terigu untuk produk lokal yang wajib mengandung zat besi, asam folat, B1, B2 dan zinc.

Baca juga: Wanita hamil disarankan hindari mi instan

"Kalau mi kita di dalam negeri, itu ditambahkan karena memang pemerintah mewajibkan semua terigu yang beredar di Indonesia dan diolah, itu diperkaya dengan zat besi, asam folat, B1, B2 dan zinc. Jadi bukan sembarang terigu yang beredar di Indonesia," tambahnya.

Di sisi lain, Kepala Instalasi Gizi dan Produksi Makanan RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo Fitri Hudayani, SST., S.Gz, MKM, RD turut mengingatkan bahwa bumbu yang terdapat pada mi instan cenderung tajam untuk rasa asin dan gurih.

Jika terlebih dulu mengenal rasa ini, menurut dia, maka anak-anak dikhawatirkan kurang menyukai masakan rumahan lainnya.

"Jika sudah terlebih dahulu mengenal rasa yang asin dan gurih yang lebih tinggi dikhawatirkan makanan rumahan lainnya menjadi kurang disukai. saran saya gunakan bumbu sedikit atau lebih baik membuat bumbu sendiri," kata Fitri.

Baca juga: Indofood Dirikan Pabrik Indomie di Serbia
 

Perempuan yang mengonsumsi mi instan  seperti ramen sedikitnya dua kali dalam seminggu, menghadapi risiko terkena tekanan darah tinggi, peningkatan gula darah dan kolesterol tinggi, peneliti Amerika Serikat menyatakan, Kamis.

Suatu penelitian dilakukan terhadap  data dari 10.711 orang dewasa -- setengahnya perempuan di lembaga Penelitian Pemeriksaan Nutrisi dan Kesehatan Nasional Korea.

Peneliti dari Universitas Harvard menemukan bahwa terdapat 68 persen risiko yang lebih tinggi akan sindroma metabolisme pada perempuan yang tidak terdapat pada pria bila mengonsumsi mi instan lebih dari dua kali dalam sepekan.

Sindroma metabolis adalah kelompok keadaan yang menaikkan risiko penyakit jantung dan gula. Termasuk di dalamnya adalah kandungan lemak terlalu banyak di sekitar panggul.

"Memakan mi instan terkait dengan naiknya prevalensi sindroma metabolis pada perempuan, dengan pola makan utama yang bebas," demikian hasil penelitian yang disiarkan pada jurnal nutrisi.Baca selengkapnya: Bahayanya Mi Instan Bagi Perempuan



 

Pewarta: Lifia Mawaddah Putri

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023