Penasihat Satgas Imunisasi Dewasa Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) Prof. Dr. dr. Samsuridjal Djauzi, SpPD, K-AI mengingatkan bahwa influenza bukan penyakit ringan jika menginfeksi orang lanjut usia (lansia) di atas 65 tahun.
"Influenza itu bukan penyakit ringan yang akan sembuh sendiri. Kalau yang kena adalah orang tua kita, mertua kita, masuk rumah sakit, bisa berkomplikasi, atau bahkan meninggal," kata Samsuridjal dalam acara temu media di Jakarta, Kamis.
Samsuridjal memaparkan bahwa berdasarkan hasil riset Centers for Disease Control and Prevention (CDC) di Jakarta Timur, sekitar 31 persen kasus Influenza Like Illness (ILI) dan 15 persen kasus Severe Acute Respiratory Infection (SARI) terbukti positif virus influenza.
Menurut dia, influenza bukan sekadar batuk pilek biasa atau yang sering dikenal dengan common cold. Pasalnya, influenza memiliki gejala yang lebih berat dan dapat menyebabkan komplikasi serius pada sistem organ lainnya.
Influenza juga dapat memicu serangan jantung, stroke, serta memperburuk kondisi komorbid yang sudah diderita para lansia seperti diabetes dan penyakit kronik lainnya.
"Dan berapa banyak, sih, orang usia lanjut yang tanpa (komorbid) penyakit kronik? Minimal hipertensi," imbuh dia.
Di samping memperburuk kondisi komorbid, Samsuridjal melanjutkan bahwa pada tahun 2012 influenza di Indonesia memakan biaya sekitar Rp831 miliar untuk kasus rawat jalan dan Rp540 miliar untuk kasus rawat inap.
Untuk itu, dia mengingatkan pentingnya melakukan upaya-upaya pencegahan influenza yang mirip dengan COVID-19 seperti memakai masker, implementasi etika batuk dan bersin, mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menghindari kontak erat, serta membatasi mobilitas.
Selainnya, penting juga untuk melakukan vaksinasi influenza tahunan, guna mengurangi kasus kematian dan rawat inap yang disebabkan oleh virus influenza.
Saat ini, ada empat strain virus influenza yang bersirkulasi secara bersamaan di alam bebas, yaitu influenza A/H1N1, A/H3N2, B/Victoria, dan B/Yamagata.
Samsuridjal mengatakan, vaksinasi influenza kuadrivalen dapat memberikan perlindungan baik terhadap strain influenza A maupun influenza B.
"Pengalaman imunisasi COVID-19, prestasi kita luar biasa. Suntikan pertama sudah dilakukan 220 juta orang. Jadi sebenarnya influenza juga bisa kita lakukan vaksinasi setiap tahun bagi yang berisiko," ujar dia.
Selain lansia, kelompok berisiko lainnya yang juga direkomendasikan melakukan vaksinasi influenza tahunan adalah penyandang diabetes, hipertensi, HIV/AIDS, asma, penyakit jantung, penyakit paru-paru, ibu hamil, pelaku perjalanan luar negeri, serta para tenaga kesehatan.
Baca juga: Kemenkes mewaspadai infeksi Flu Burung Clade Baru 2.3.4.4b ke manusia
Hewan peliharaan seperti kucing juga rentan terkena penyakit seperti flu hingga muntaber di musim pancaroba demikian penjelasan dokter hewan dari Institut Pertanian Bogor sekaligus anggota Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia drh. Trima Naimmah.
“Sama seperti kita ya, kucing juga rentan sekali terkena penyakit. Biasanya saat musim pancaroba ini, penyakit yang sering muncul adalah flu, diare, penyakit kulit dan rambut atau bahkan yang paling parah bisa terkena Panleukopenia atau muntaber,” ungkap Trima saat dihubungi ANTARA, Rabu.
Menurut Trima Panleukopenia merupakan penyakit yang tergolong berbahaya untuk kucing, karena penyakit ini dengan cepat bisa menular terutama bagi kucing yang belum divaksin.
Trima menjelaskan apabila anak berbulu (sebutan untuk hewan peliharaan) atau "anabul" terserang flu, pemilik bisa memberikan perawatan di rumah dengan membantu mengeluarkan ingus hingga menjemur anabulnya di bawah matahari pagi. Namun akan lebih baik bila anabul yang sakit segera dibawa ke rumah sakit hewan agar mendapat perawatan yang tepat.
Trima juga mengimbau agar para pemilik memperhatikan gizi dari makanan anabulnya.Baca selengkapnya: Hewan peliharaan juga rentan flu hingga muntaber di musim pancaroba
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023
"Influenza itu bukan penyakit ringan yang akan sembuh sendiri. Kalau yang kena adalah orang tua kita, mertua kita, masuk rumah sakit, bisa berkomplikasi, atau bahkan meninggal," kata Samsuridjal dalam acara temu media di Jakarta, Kamis.
Samsuridjal memaparkan bahwa berdasarkan hasil riset Centers for Disease Control and Prevention (CDC) di Jakarta Timur, sekitar 31 persen kasus Influenza Like Illness (ILI) dan 15 persen kasus Severe Acute Respiratory Infection (SARI) terbukti positif virus influenza.
Menurut dia, influenza bukan sekadar batuk pilek biasa atau yang sering dikenal dengan common cold. Pasalnya, influenza memiliki gejala yang lebih berat dan dapat menyebabkan komplikasi serius pada sistem organ lainnya.
Influenza juga dapat memicu serangan jantung, stroke, serta memperburuk kondisi komorbid yang sudah diderita para lansia seperti diabetes dan penyakit kronik lainnya.
"Dan berapa banyak, sih, orang usia lanjut yang tanpa (komorbid) penyakit kronik? Minimal hipertensi," imbuh dia.
Di samping memperburuk kondisi komorbid, Samsuridjal melanjutkan bahwa pada tahun 2012 influenza di Indonesia memakan biaya sekitar Rp831 miliar untuk kasus rawat jalan dan Rp540 miliar untuk kasus rawat inap.
Untuk itu, dia mengingatkan pentingnya melakukan upaya-upaya pencegahan influenza yang mirip dengan COVID-19 seperti memakai masker, implementasi etika batuk dan bersin, mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menghindari kontak erat, serta membatasi mobilitas.
Selainnya, penting juga untuk melakukan vaksinasi influenza tahunan, guna mengurangi kasus kematian dan rawat inap yang disebabkan oleh virus influenza.
Saat ini, ada empat strain virus influenza yang bersirkulasi secara bersamaan di alam bebas, yaitu influenza A/H1N1, A/H3N2, B/Victoria, dan B/Yamagata.
Samsuridjal mengatakan, vaksinasi influenza kuadrivalen dapat memberikan perlindungan baik terhadap strain influenza A maupun influenza B.
"Pengalaman imunisasi COVID-19, prestasi kita luar biasa. Suntikan pertama sudah dilakukan 220 juta orang. Jadi sebenarnya influenza juga bisa kita lakukan vaksinasi setiap tahun bagi yang berisiko," ujar dia.
Selain lansia, kelompok berisiko lainnya yang juga direkomendasikan melakukan vaksinasi influenza tahunan adalah penyandang diabetes, hipertensi, HIV/AIDS, asma, penyakit jantung, penyakit paru-paru, ibu hamil, pelaku perjalanan luar negeri, serta para tenaga kesehatan.
Baca juga: Kemenkes mewaspadai infeksi Flu Burung Clade Baru 2.3.4.4b ke manusia
Hewan peliharaan seperti kucing juga rentan terkena penyakit seperti flu hingga muntaber di musim pancaroba demikian penjelasan dokter hewan dari Institut Pertanian Bogor sekaligus anggota Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia drh. Trima Naimmah.
“Sama seperti kita ya, kucing juga rentan sekali terkena penyakit. Biasanya saat musim pancaroba ini, penyakit yang sering muncul adalah flu, diare, penyakit kulit dan rambut atau bahkan yang paling parah bisa terkena Panleukopenia atau muntaber,” ungkap Trima saat dihubungi ANTARA, Rabu.
Menurut Trima Panleukopenia merupakan penyakit yang tergolong berbahaya untuk kucing, karena penyakit ini dengan cepat bisa menular terutama bagi kucing yang belum divaksin.
Trima menjelaskan apabila anak berbulu (sebutan untuk hewan peliharaan) atau "anabul" terserang flu, pemilik bisa memberikan perawatan di rumah dengan membantu mengeluarkan ingus hingga menjemur anabulnya di bawah matahari pagi. Namun akan lebih baik bila anabul yang sakit segera dibawa ke rumah sakit hewan agar mendapat perawatan yang tepat.
Trima juga mengimbau agar para pemilik memperhatikan gizi dari makanan anabulnya.Baca selengkapnya: Hewan peliharaan juga rentan flu hingga muntaber di musim pancaroba
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023