Presiden Joko Widodo meminta kementerian dan lembaga pemerintah mengantisipasi dampak El Nino, termasuk kemungkinan terjadi kemarau panjang yang menyebabkan kekeringan dan mempengaruhi perekonomian nasional.

"Antisipasi potensi musim kemarau panjang akibat El Nino," kata Presiden saat menyampaikan pengantar dalam Sidang Kabinet Paripurna Laporan Semester 1 Pelaksanaan APBN Tahun 2023 di Istana Negara, Jakarta, Senin.

Menurut informasi yang disiarkan di situs web Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), El Nino merupakan fenomena pemanasan suhu muka laut di atas kondisi normalnya yang terjadi di Samudra Pasifik bagian tengah.

Fenomena tersebut meningkatkan potensi pertumbuhan awan di Samudra Pasifik tengah dan mengurangi curah hujan di wilayah Indonesia.

Penurunan curah hujan dapat menimbulkan kekurangan pasokan air untuk pertanian dan kegiatan usaha yang lain maupun untuk keperluan sehari-hari warga.

Presiden mengatakan, pasokan air lebih dari 5.000 embung dan 38 bendungan yang sudah dibangun oleh pemerintah harus dikelola dengan baik untuk menghadapi dampak El Nino.

Dia mengingatkan pentingnya menekan risiko kebakaran hutan dan lahan selama musim kemarau.

Selain itu, Presiden meminta kementerian dan lembaga menjaga stabilitas politik dan keamanan selama tahapan pelaksanaan pemilihan umum agar pertumbuhan ekonomi nasional tetap baik.


Baca juga: Dinas TPH Kalbar lakukan memitigasi dampak El Nino terhadap pertanian

 

Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Provinsi Kalimantan Barat(Kalbar) menghadirkan Gerakan Serbu El Nino sebagai upaya untuk memitigasi kekeringan pada sektor pertanian.

"Meskipun di Kalbar saat ini belum terdapat dampak kekeringan yang signifikan karena masih terdapat curah hujan dan belum berpengaruh terhadap penurunan produksi padi di Kalbar, namun antisipasi dampak kekeringan perlu dilakukan diantaranya gerakan serbu El Nino," ujar Kepala Dinas TPH Provinsi Kalbar, Florentinus Anum di Pontianak, Rabu.

Ia menjelaskan Gerakan Serbu El Nino tersebut melalui penggunaan pompa air di wilayah-wilayah rentan kekeringan dengan memanfaatkan sumber-sumber air yang ada.

"Puncak El Nino di Kalbar diperkirakan terjadi pada Juli dan Agustus 2023. Seandainya terjadi El Nino ada beberapa kabupaten yang berpotensi kekeringan yakni Ketapang, Kayong Utara, Kubu Raya dan Mempawah," ucapnya.

Untuk gerakan tersebut juga mendorong percepatan tanam menggunakan alat mesin pertanian seperti transplanter dan pengolahan lahan dengan traktor roda 4 dikarenakan masih tersedia cukup air.Baca selengkapnya: Dinas TPH Kalbar hadirkan Gerakan Serbu El Nino memitigasi kekeringan


 

Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023