Praktisi kesehatan yang juga  Dokter Spesialis Anak dr. Mega Oktariena menyebutkan pemberian air susu ibu (ASI) yang baik mampu mencegah terjadinya stunting pada anak.

Mega mengatakan pemberian ASI, terutama pada ASI eksklusif (usia 0-6 bulan) dapat mencegah infeksi paru dan diare pada bayi.
 
"Kalau bayi terkena diare, nanti asupan gizi yang masuk berkurang. Dampaknya, nanti anak jadi kurang gizi dan berpotensi stunting," katanya dalam diskusi memperingati Pekan ASI Sedunia, yang diikuti secara daring di Jakarta, Rabu.
 
Mega mengatakan nutrisi yang terkandung di dalam ASI mengandung antibodi yang dapat melindungi bayi. Bayi juga lebih mudah dalam mencerna nutrisi yang terkandung pada ASI.
 
Selain itu,  ASI merupakan makanan terbaik bagi bayi, karena mengandung gizi yang banyak, dan sesuai dengan perkembangan usianya.
 
"Bahkan jika bayi lahir prematur, gizi yang didapatkan melalui ASI sesuai dengan kebutuhan bayi saat itu," ujar dokter yang praktik di Rumah Sakit Pusat Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Jakarta itu.
 
Mega mengatakan ASI mengandung nutrisi seperti karbohidrat, protein, lemak, serta sistem imun yang bernama immunoglobulin yang sesuai dengan kebutuhan bayi.
 
Menurut dia, kandungan nutrisi yang ada pada ASI merupakan yang terbaik, dan tidak dapat digantikan oleh asupan lainnya.
 
"Kandungan nutrisi yang terdapat pada ASI sesuai dengan yang dibutuhkan bayi, tidak lebih dan tidak kurang," tuturnya.
 
Oleh karena itu, dia menganjurkan kepada para ibu yang baru melahirkan untuk segera melakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD), yang berguna untuk memberikan kehangatan pada bayi, memulai kontak pertama dengan ibu, serta merangsang keluarnya kolostrum pada ASI pertama.
 
Selain itu, dia juga menganjurkan agar para ibu memberikan ASI eksklusif saja pada usia 0-6 bulan bayi, dan dilanjutkan dengan Makanan Pendamping (MP) ASI pada usia 6 bulan hingga 2 tahun.
 

Bayi yang menangis sebaiknya tak langsung diberi ASI, demikian saran Dokter Spesialis Anak Konsultan Nutrisi dan Penyakit Metabolik dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia – Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo Prof. Dr. dr. Damayanti, R. Sjarif, Sp.A(K).

"Anak yang nangis tidak boleh langsung disusuin. Kita mesti tenangkan dulu. (Kalau dia masih nangis diberi ASI) bisa keselek ya. Sesudah itu baru kita lihat ada tandanya dia lapar baru kita kasih (ASI)," kata dia dalam sebuah acara kesehatan yang digelar daring, dikutip Rabu.

Prof. Damayanti yang menjabat sebagai Ketua Satgas Stunting dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) itu mengatakan, ibu harus benar-benar memperhatikan kapan anak mereka lapar dan membutuhkan ASI. Nantinya, setiap anak mempunyai jadwal tersendiri untuk diberikan ASI.

"Nanti anak punya jadwal tersendiri nah ibunya harus memperhatikan. Jangan nunggu anak sampai teriak-teriak kelaparan. Jadi, setiap anak punya jadwal sendiri-sendiri," kata dia.

Selama pemberian ASI, ibu juga perlu memperhatikan ada tidaknya kondisi weight faltering yakni kenaikan berat badan anak yang tidak cukup atau dibawah rata-rata dari kenaikan berat badan minimal setiap bulannya. Baca selengkapnya: Bayi menangis disarankan tidak langsung diberi ASI



 

Pewarta: Sean Filo Muhamad

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023