Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan bahwa gempa tektonik yang terjadi di daerah Torue, Kabupaten Parigi Moutong, Provinsi Sulawesi Tengah, pada Minggu pukul 08.44 WIB disebabkan oleh aktivitas sesar aktif.

Gempa bumi dengan magnitudo 5,2 itu pusatnya berada di darat pada kedalaman 10 km di koordinat 1,19 Lintang Selatan dan 120,26 Bujur Timur.

"Dengan memerhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas sesar aktif," kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono.

Ia menambahkan, hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan geser.

Hasil pemantauan BMKG menunjukkan hingga pukul 09.05 WIB ada tiga aktivitas gempa bumi susulan dengan magnitudo terbesar 3,3 setelah gempa bumi yang terjadi Minggu pukul 08.44 WIB, yang semula dilaporkan memiliki magnitudo 5,3 dan kemudian diperbarui menjadi 5,2.

Daryono mengatakan bahwa gempa bumi tersebut getarannya dirasakan di daerah Parigi pada skala intensitas III-IV MMI serta Palu dan Poso pada skala intensitas III MMI.

Pada skala III MMI getaran dirasakan nyata di dalam rumah, terasa seakan ada truk berlalu. Sedangkan getaran pada skala IV MMI pada siang hari dirasakan oleh banyak orang di dalam rumah dan beberapa orang di luar rumah serta dapat menyebabkan gerabah pecah dan pintu maupun jendela berderik. 

Daryono mengimbau warga menghindari bangunan yang retak atau rusak akibat gempa serta melakukan pemeriksaan untuk memastikan bangunan tempat tinggal tidak mengalami kerusakan yang bisa membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah.
 

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan bahwa wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mengalami 346 kejadian gempa bumi selama Juli 2023.

Kepala Stasiun Geofisika Mataram Ardhianto Septiadhi mengatakan bahwa magnitudo gempa bumi yang terjadi sepanjang Juli 2023 kebanyakan kurang dari 3.

"Dari 346 kejadian itu terdapat tiga kejadian gempa bumi yang dirasakan di wilayah NTB," kata Ardhianto sebagaimana dikutip dalam siaran pers yang disampaikan di Mataram, Rabu.

Gempa bumi yang getarannya dapat dirasakan antara lain gempa dengan magnitudo 5,0 yang terjadi pada 2 Juli 2023 pukul 02.44 WITA.

Gempa bumi yang pusatnya berada pada kedalaman 31 kilometer itu dirasakan di wilayah Bima pada skala III MMI (Modified Mercalli Intensity) serta Sumbawa dan Sumbawa Barat pada skala II MMI.

Pada skala II MMI, getaran dirasakan oleh beberapa orang dan menyebabkan benda-benda ringan yang digantung bergoyang. Getaran pada skala III MMI dirasakan nyata di dalam rumah, terasa seakan-akan ada truk berlalu.

Gempa bumi dengan magnitudo 3,3 yang terjadi pada 2 Juli 2023 pukul 08.57 WITA juga dapat dirasakan getarannya. Gempa bumi yang pusatnya berada di kedalaman 23 kilometer itu dirasakan di Mataram dan Lombok Barat pada skala III MMI serta Lombok Utara pada skala II sampai III MMI.

Kejadian gempa bumi lain yang dirasakan getarannya terjadi pada 18 Juli 2023 pukul 12.07 WITA. Gempa dengan magnitudo 4,9 yang pusatnya berada di kedalaman 22 kilometer itu dirasakan di Lombok Utara, Lombok Timur, dan Sumbawa Barat pada skala III MMI serta Mataram dan Sumbawa pada skala II MMI.

Ardhianto menyampaikan bahwa berdasarkan grafik frekuensi, kejadian gempa bumi selama Juli 2023 paling banyak terjadi pada 13 Juli 2023, dengan 19 kejadian gempa bumi. Baca berita selengkapnya: 346 kejadian gempa bumi di NTB selama Juli




 

Pewarta: Zubi Mahrofi

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023