Presiden RI Joko Widodo mengatakan Indonesia termasuk dalam tiga negara anggota G20 yang mampu mencapai pertumbuhan ekonomi melebihi 5 persen, bersama dengan India dan China.

"Di G20, negara-negara G20 yang tumbuh di atas 5 persen itu hanya Indonesia, India, RRT (China)," kata Jokowi dalam Munas Real Estate Indonesia (REI) 2023 di Jakarta, Rabu.

G20 merupakan forum multilateral yang terdiri atas 19 negara dan 1 kawasan Uni Eropa, dengan kontribusi 79 persen terhadap perdagangan global dan 85 persen perekonomian dunia.

Baca juga: Menteri PPPA beri penghargaan ke stakeholder G20 EMPOWER

Jokowi mengatakan pada kuartal II tahun 2023, ekonomi Indonesia masih tumbuh di atas 5 persen yakni 5,17 persen secara tahunan (yoy). Atas pencapaian itu, lanjutnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia telah mencapai 5 persen dalam tujuh kuartal berturut-turut.

"Kinerja ekonomi kita sudah membaik, ini disampaikan Pak Totok (Totok Lusida) Ketua REI. Sudah diumumkan Senin (7/8) kemarin pertumbuhan ekonomi kita 5,17 persen," kata Jokowi.

Dia juga menekankan bahwa daya saing Indonesia telah meningkat 10 peringkat menjadi peringkat 34 dari peringkat 44. Kenaikan 10 peringkat tersebut merupakan yang tertinggi di dunia.

Baca juga: Traffic layanan data Telkomsel naik berkat KTT G20

Tanpa daya saing yang baik, lanjutnya, sebuah negara akan sulit untuk dapat bersaing di perekonomian global, terutama untuk meraih investasi.

"Karena persaingan negara ini sangat ketat sekali, memperebutkan investasi. Semuanya direbutkan, saling memperbaiki diri, kecepatan perizinan, kecepatan pembebasan lahan, semuanya," katanya.

Peningkatan investasi yang ditopang perbaikan daya saing menjadi penting karena lompatan pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak bisa hanya bergantung pada sumber pendanaan di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

"Kalau tergantung pada APBN, negara-negara itu juga mungkin tak tumbuh. Investasi menjadi kunci," ujar Jokowi.


Direktur Pasca Sarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Asep Saepudin Jahar mengatakan penyelenggaraan KTT G20 di Bali menjadi bukti kehadiran Indonesia tidak sekadar formalitas giliran memegang tampuk presidensi.

"Momen G20 telah menjadi catatan dunia bahwa kehadiran Indonesia bukan formalitas karena bergiliran memimpin G20, tetapi Indonesia secara konkret menunjukkan perhatian serius," kata Asep dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu.

Perhatian serius Presiden Joko Widodo dalam hal energi dan iklim pada KTT G20 di Bali dengan menunjukkan contoh Pohon Bakau atau mangrove, lanjut Asep, berperan penting untuk menjaga ekosistem pesisir dan kualitas udara.

Selain itu, tambahnya, dalam hal kesehatan, Indonesia berkomitmen pula memberikan kontribusi 50 juta dolar AS untuk Dana Pandemi. Isu-isu lain, seperti keadilan ekonomi, energi, dan perdamaian, juga perlu terus disuarakan oleh Indonesia.Baca berita selengkapnya: Penyelenggaraan KTT G20 Bali tak sekadar formalitas presidensi Indonesia

Pewarta: Indra Arief Pribadi

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023