Ibu dan anak ditangkap polisi atas dugaan kasus pembuatan uang palsu rupiah pecahan 10 ribu sampai 100 ribu di rumahnya, Leles, Kabupaten Garut, Jawa Barat, yang rencananya untuk dijual dan diedarkan dengan modus belanja.

"Polisi menangkap dua pelaku atas dugaan membuat dan mengedarkan uang palsu," kata Kepala Polsek Leles AKP Agus Kustanto saat dihubungi melalui telepon seluler di Garut, Minggu

Penangkapan itu bermula dari hasil pengembangan terhadap satu tersangka yang diamankan warga karena ketahuan belanja menggunakan uang diduga palsu pecahan 100 ribu rupiah.

Selanjutnya, kata Kapolsek, hasil pemeriksaan itu mengarah kepada dua orang yang merupakan ibu dan anak inisial R dan U sebagai pembuat uang palsu tersebut, kemudian pihaknya menangkap mereka di Kecamatan Leles.

"Keduanya ditangkap setelah petugas menginterogasi pelaku pertama yang berhasil diciduk, yakni pria berinisial RE," katanya.

Selain mengamankan pelaku, kata dia, barang bukti berupa alat pembuatan uang palsu dan hasil cetakan uang palsu pecahan Rp20 ribu sebanyak 88 lembar, Rp100 ribu sebanyak 16 lembar, dan Rp10 ribu sebanyak 20 lembar, serta beragam pecahan lainnya yang masih setengah jadi sebanyak 116 lembar.

"Uang pecahan setengah jadi ada 116 lembar, kemudian Rp100 ribu yang belum terpotong, ada juga barang bukti perangkat komputer berikut CPU dan tinta berwarna, unit printer, dan unit mesin laminating atau pemanas," katanya.

Kapolsek mengatakan bahwa jajarannya saat ini masih terus mengembangkan kasus sindikat pencetakan dan peredaran uang rupiah palsu tersebut yang diduga masih ada pelaku lain dalam praktik tindak pidana uang palsu.

"Masih dilakukan pendalaman lebih lanjut karena bisa saja ada pelaku lain dalam sindikat pembuat uang palsu," katanya.
 

Pimpinan Bank Negara Indonesia (BNI) Cabang Pembantu Putussibau, Eka Pranata mengimbau masyarakat Kapuas Hulu untuk mewaspadai peredaran uang palsu menjelang Pilkada serentak 2020.

Menurut dia, peredaran uang palsu sangat rawan di musim Pilkada, karena perputaran uang saat Pilkada cukup meningkat.

" Kami perketat di bagian teller atau kasir BNI Putussibau untuk lebih teliti melakukan pemeriksaan setiap transaksi menggunakan lampu ultra piolet, karena akan terlihat jika uang tersebut asli atau palsu," kata Eka Pranata, di Putussibau, Ibu Kota Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, Rabu.

Disampaikan Eka, hingga saat ini pihaknya belum ada menemukan uang palsu, namun jika menemukan uang yang diragukan keasliannya, maka akan di tahan kemudian diserahkan ke Bank Indonesia (BI), karena yang berhak menyatakan uang paslu itu pihak BI.

Dikatakan dia, bagi masyarakat juga harus lebih teliti dengan melakukan pemeriksaan ke aslian uang pada musim Pilkada, karena di khawatirkan momen Pilkada di manfaatkan oleh oknum - oknum tertentu. Baca juga: BNI Putussibau imbau waspada uang palsu menjelang Pilkada

Pewarta: Feri Purnama

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023