Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD mengatakan Indonesia dan Korea Selatan mempunyai modalitas yang kuat dan unik untuk memajukan kemitraan strategis.
Menurut Mahfud, kedua negara memiliki banyak kesamaan nilai, seperti demokrasi, ekonomi terbuka, cinta damai, penghormatan pada hak asasi manusia (HAM), hingga penegakan hukum internasional.
“Kedua negara dapat terus meningkatkan kerjasama yang berorientasi masa depan, tidak hanya pada isu-isu global, tapi juga isu-isu bilateral yang menjadi prioritas,” ujar Mahfud dikutip dari keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat.
Sejumlah isu prioritas yang dimaksud Menkopolhukam tersebut adalah ketahanan energi, pangan, dan infrastruktur, seperti pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
“Hubungan antar-masyarakat juga harus terus diperdalam melalui interaksi antar-parlemen, pebisnis, komunitas seni, akademisi, dan kelompok masyarakat lainnya," sambung Mahfud.
Pernyataan itu disampaikan Mahfud di hadapan korps diplomatik, pejabat pemerintah, kalangan pengusaha serta akademisi Indonesia dan Korea di Seoul, pada acara peringatan HUT ke-78 Kemerdekaan RI dan resepsi diplomatik memperingati 50 tahun hubungan kerja sama Indonesia-Korea, Kamis (31/8) malam.
Mahfud MD menjadi tamu kehormatan pada acara kemitraan kedua negara yang bertemakan “Persahabatan Lebih Erat, Kemitraan Lebih Kuat” tersebut.
Sementara itu, Duta Besar RI Seoul Gandi Sulistiyanto berharap agar penguatan kerja sama yang berorientasi masa depan terus berkembang, termasuk melalui pembangunan IKN.
Sulistiyanto yang ikut memberikan sambutan pada acara itu sekaligus berpamitan, sehubungan dengan telah berakhirnya masa tugas di Seoul.
Dalam kesempatan itu, pihak Korea yang diwakili Ketua Komite Persahabatan Parlemen Korea-Indonesia Kim Gi Hyeon, menekankan semakin penting dan strategisnya hubungan kedua negara dalam 50 tahun ke depan.
Menurut Kim, hubungan antara Indonesia dan Korea Selatan akan memberikan efek positif bagi negara-negara sekitar, terutama dalam menjaga perdamaian dan menciptakan kemakmuran di kawasan.
Menteri Ketenagakerjaan RI Ida Fauziyah membahas kerja sama ketenagakerjaan dengan Menteri Keterampilan dan Pelatihan Australia Brendan O’Connor di sela-sela Pertemuan Regional ke-17 Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) Asia Pasifik di Singapura, Rabu.
Dalam pertemuan bilateral itu, Ida menyinggung beberapa kerja sama bidang ketenagakerjaan dalam kerangka Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia (IA-CEPA), yang perkembangannya sempat tertunda akibat pandemi COVID-19 dan perubahan kepemimpinan di Australia.
Kerja sama itu mencakup Nota Kesepahaman tentang Pelatihan Berbasis Tempat Kerja (MoU on Workplace based Training) dan Nota Kesepahaman tentang Proyek Percontohan Pertukaran Pengembangan Keterampilan (MoU on Skills Development Exchange Pilot Project).Baca juga: RI perkuat kerja sama ketenagakerjaan dengan Australia
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023
Menurut Mahfud, kedua negara memiliki banyak kesamaan nilai, seperti demokrasi, ekonomi terbuka, cinta damai, penghormatan pada hak asasi manusia (HAM), hingga penegakan hukum internasional.
“Kedua negara dapat terus meningkatkan kerjasama yang berorientasi masa depan, tidak hanya pada isu-isu global, tapi juga isu-isu bilateral yang menjadi prioritas,” ujar Mahfud dikutip dari keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat.
Sejumlah isu prioritas yang dimaksud Menkopolhukam tersebut adalah ketahanan energi, pangan, dan infrastruktur, seperti pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
“Hubungan antar-masyarakat juga harus terus diperdalam melalui interaksi antar-parlemen, pebisnis, komunitas seni, akademisi, dan kelompok masyarakat lainnya," sambung Mahfud.
Pernyataan itu disampaikan Mahfud di hadapan korps diplomatik, pejabat pemerintah, kalangan pengusaha serta akademisi Indonesia dan Korea di Seoul, pada acara peringatan HUT ke-78 Kemerdekaan RI dan resepsi diplomatik memperingati 50 tahun hubungan kerja sama Indonesia-Korea, Kamis (31/8) malam.
Mahfud MD menjadi tamu kehormatan pada acara kemitraan kedua negara yang bertemakan “Persahabatan Lebih Erat, Kemitraan Lebih Kuat” tersebut.
Sementara itu, Duta Besar RI Seoul Gandi Sulistiyanto berharap agar penguatan kerja sama yang berorientasi masa depan terus berkembang, termasuk melalui pembangunan IKN.
Sulistiyanto yang ikut memberikan sambutan pada acara itu sekaligus berpamitan, sehubungan dengan telah berakhirnya masa tugas di Seoul.
Dalam kesempatan itu, pihak Korea yang diwakili Ketua Komite Persahabatan Parlemen Korea-Indonesia Kim Gi Hyeon, menekankan semakin penting dan strategisnya hubungan kedua negara dalam 50 tahun ke depan.
Menurut Kim, hubungan antara Indonesia dan Korea Selatan akan memberikan efek positif bagi negara-negara sekitar, terutama dalam menjaga perdamaian dan menciptakan kemakmuran di kawasan.
Menteri Ketenagakerjaan RI Ida Fauziyah membahas kerja sama ketenagakerjaan dengan Menteri Keterampilan dan Pelatihan Australia Brendan O’Connor di sela-sela Pertemuan Regional ke-17 Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) Asia Pasifik di Singapura, Rabu.
Dalam pertemuan bilateral itu, Ida menyinggung beberapa kerja sama bidang ketenagakerjaan dalam kerangka Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia (IA-CEPA), yang perkembangannya sempat tertunda akibat pandemi COVID-19 dan perubahan kepemimpinan di Australia.
Kerja sama itu mencakup Nota Kesepahaman tentang Pelatihan Berbasis Tempat Kerja (MoU on Workplace based Training) dan Nota Kesepahaman tentang Proyek Percontohan Pertukaran Pengembangan Keterampilan (MoU on Skills Development Exchange Pilot Project).Baca juga: RI perkuat kerja sama ketenagakerjaan dengan Australia
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023