Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dijadwalkan memimpin seluruh rangkaian pertemuan dengan negara mitra pada hari kedua Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-43 ASEAN di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Rabu.

Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden di Jakarta menginformasikan kegiatan Presiden Jokowi diawali pertemuan bilateral dengan Presiden Bangladesh Mohammed Shahabuddin di Ruang Kakatua, JCC.

Setelahnya, Presiden Jokowi dijadwalkan memimpin KTT ke-26 ASEAN-RRT yang diikuti oleh para pemimpin negara ASEAN bersama dengan Premier Republik Rakyat Tiongkok (RRT) Li Qiang.

Secara berurutan, Presiden Jokowi juga akan memimpin KTT ke-24 ASEAN-Republik Korea yang juga dihadiri oleh Presiden Republik Korea Yoon Suk Yeol dan KTT ke-26 ASEAN-Jepang bersama dengan Perdana Menteri (PM) Jepang Fumio Kishida.

Pada siang hari, Presiden Joko Widodo bersama dengan para pemimpin negara ASEAN diagendakan mengikuti KTT ke-26 ASEAN Plus Three (APT).

Pertemuan yang digelar di Ruang Cenderawasih 3 JCC tersebut juga akan dihadiri oleh pemimpin negara RRT, Republik Korea, dan Jepang.

Di sela-sela pertemuan, Presiden Jokowi juga diagendakan melakukan pertemuan bilateral dengan Wakil Presiden Amerika Serikat Kamala Harris.

Selanjutnya, Presiden Jokowi dan para pemimpin negara akan mengikuti KTT ke-11 ASEAN-US yang juga diselenggarakan di Ruang Cenderawasih 3, JCC.

Presiden Jokowi melanjutkan agendanya dengan menghadiri KTT ASEAN-Kanada bersama para pemimpin negara ASEAN dengan PM Kanada Justin Trudeau.

Presiden Jokowi dan Ibu Iriana Joko Widodo bersama para pemimpin negara dan pendamping akan menghadiri jamuan santap malam sebagai agenda penutup hari kedua KTT ke-43 ASEAN.

 Para pemimpin Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) memutuskan untuk mengubah nama ASEAN Secretariat (Sekretaris ASEAN) menjadi ASEAN Headquarters atau Markas Besar ASEAN.

Kesepakatan itu dibuat secara konsensus dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-43 ASEAN di Jakarta, Selasa.

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengatakan pergantian nama itu dilakukan sebagai upaya untuk memperkokoh Sekretariat ASEAN dan juga menguatkan mekanisme pengambilan keputusan.

ASEAN selama ini menerapkan sistem mufakat atau konsensus untuk mengambil sebuah keputusan, yang berarti setiap keputusan harus disepakati melalui kebulatan suara dari seluruh negara anggota.Baca juga: Para pemimpin putuskan ubah nama Sekretariat ASEAN jadi Markas Besar
 

Pewarta: Andi Firdaus

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023