Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan potensi terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di sejumlah wilayah Indonesia, Minggu, di tengah cuaca panas yang melanda Tanah Air.

Peringatan itu disampaikan BMKG melalui laman bmkg.go.id, yang dipantau di Jakarta, Minggu dini hari.

Menurut BMKG, beberapa wilayah yang berpotensi terjadi kebakaran hutan dan lahan antara lain Jambi, sebagian wilayah Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, dan sebagian wilayah Lampung.

Selain itu Nusa Tenggara Timur, serta sebagian wilayah Sumatera Selatan (Ogan Komering Ilir, Ogan Ilir, Prabumulih, Banyuasin, Musi Banyuasin, Ogan Komering Ulu, Lahat, Ogan Komering Ulu Timur, Empat Lawang, Musi Rawas, Musi Rawas Utara dan Muara Enim).

Khusus di Kalimantan Tengah, BMKG mengimbau masyarakat agar tidak melakukan pembakaran lahan untuk tujuan apapun.

“Waspada potensi penurunan kualitas udara akibat peningkatan polusi udara yang berasal dari kebakaran hutan dan lahan di wilayah Kalimantan Tengah," demikian imbauan BMKG.

Untuk itu, masyarakat diimbau agar mengurangi kegiatan di luar rumah dan ketika berada di luar ruangan untuk menggunakan penutup wajah/masker terutama bagi masyarakat yang memiliki riwayat gangguan pernapasan, anak-anak, ibu hamil, dan orang tua usia lanjut.

Adapun diberitakan sebelumnya BMKG memprakirakan fenomena cuaca panas terik di sejumlah wilayah Indonesia dapat berlangsung sampai Oktober 2023.

"Kondisi fenomena panas terik ini diprediksi masih dapat berlangsung dalam periode Oktober ini," kata Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto di Jakarta, Sabtu (30/9).

Dia menyampaikan bahwa sebagian besar wilayah Indonesia, terutama yang berada di selatan ekuator, masih mengalami musim kemarau.

Sebagian wilayah Indonesia, menurut dia, akan memasuki periode peralihan musim selama Oktober sampai November 2023.

Bagian wilayah Indonesia yang memasuki masa peralihan musim pada kurun itu kebanyakan diprakirakan bercuaca cerah pada siang hari.



Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Balikpapan mendeteksi 69 titik panas di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), sehingga pihak terkait diharapkan melakukan mitigasi dan masyarakat diajak saling menjaga agar tidak terjadi penambahan titik panas.

Koordinator Bidang Data dan Informasi Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Aji Muhammad Sulaiman-Sepinggan BMKG Stasiun Balikpapan Diyan Novrida di Balikpapan, Sabtu, mengatakan bahwa sebanyak 69 titik panas tersebut terpantau Sabtu ini mulai pukul 01.00 hingga 17.00 Wita.

Ia menjelaskan titik panas merupakan indikator kebakaran hutan atau lahan (karhutla) yang terdeteksi dari suatu lokasi, dengan suhu relatif tinggi dibandingkan dengan suhu di sekitarnya.

Untuk itu, ia mengajak semua lapisan masyarakat saling menjaga dan waspada, seperti tidak membuang puntung rokok sembarangan, kemudian tidak melakukan pembakaran saat mengelola lahan agar tidak terjadi kebakaran, terutama karhutla.

Sebanyak 69 titik panas ini tersebar di enam kabupaten di Kaltim dan telah diinformasikan ke pihak terkait, termasuk ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) baik di tingkat provinsi maupun kabupaten masing-masing untuk mendapat penanganan lebih lanjut.

Baca juga: 69 titik panas di Kaltim terdeteksi

 

Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023