Ribuan warga Palestina berunjuk rasa di Gaza pada Senin untuk memprotes penyerbuan oleh pemukim Israel ke komplek masjid Al-Aqsa di wilayah Yerusalem Timur yang diduduki.
Unjuk rasa itu dilakukan di kamp pengungsian Jabalia di utara Gaza atas seruan kelompok perlawanan Hamas, yang telah menguasai Gaza sejak 2007.
Saat unjuk rasa berlangsung, pemimpin senior Hamas Mushir al-Masri mengatakan Israel berupaya untuk memaksakan realitas baru di Masjid Al-Aqsa.
"Kami tidak akan mengizinkan penjajah (Israel) untuk melanggar Al-Aqsa atau memaksakan rencana apa pun terhadapnya," kata al-Masri.
Dia menegaskan bahwa penyerangan yang terus menerus oleh pemukim ke Masjid Al Aqsa "akan memicu seluruh wilayah."
Sebelumnya pada Senin, Departemen Wakaf Islam yang dikelola Yordania menyebutkan dalam pernyataan bahwa sebanyak 1.142 pemukim Israel yang dikawal polisi memaksa masuk komplek Masjid Al Aqsa melalui Gerbang Al-Mughrabi untuk merayakan hari raya Yahudi Sukkot.
Sukkot adalah hari raya sepanjang minggu yang dimulai pada 29 September hingga 6 Oktober, mengakhiri musim hari raya Yahudi yang dimulai dengan merayakan Rosh Hashanah (Tahun Baru) pada 15 September.
Jalan menuju Masjid Al-Aqsa menjadi saksi serangan polisi Israel terhadap para jamaah, yang mencegah mereka memasuki masjid.
Masjid Al-Aqsa adalah situs paling suci ketiga di dunia bagi umat Muslim, sementara Yahudi menyebutnya Bukit Bait Suci, dan menyatakan tempat tersebut adalah lokasi dua kuil kuno Yahudi.
Sejarah mencatat, Israel menduduki Yerusalem Timur, tempat Al-Aqsa berada, saat Perang Arab-Israel pada 1967. Israel mencaplok keseluruhan kota pada 1980, sebuah tindakan yang tidak pernah diakui masyarakat internasional.
Sumber: Anadolu
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023
Unjuk rasa itu dilakukan di kamp pengungsian Jabalia di utara Gaza atas seruan kelompok perlawanan Hamas, yang telah menguasai Gaza sejak 2007.
Saat unjuk rasa berlangsung, pemimpin senior Hamas Mushir al-Masri mengatakan Israel berupaya untuk memaksakan realitas baru di Masjid Al-Aqsa.
"Kami tidak akan mengizinkan penjajah (Israel) untuk melanggar Al-Aqsa atau memaksakan rencana apa pun terhadapnya," kata al-Masri.
Dia menegaskan bahwa penyerangan yang terus menerus oleh pemukim ke Masjid Al Aqsa "akan memicu seluruh wilayah."
Sebelumnya pada Senin, Departemen Wakaf Islam yang dikelola Yordania menyebutkan dalam pernyataan bahwa sebanyak 1.142 pemukim Israel yang dikawal polisi memaksa masuk komplek Masjid Al Aqsa melalui Gerbang Al-Mughrabi untuk merayakan hari raya Yahudi Sukkot.
Sukkot adalah hari raya sepanjang minggu yang dimulai pada 29 September hingga 6 Oktober, mengakhiri musim hari raya Yahudi yang dimulai dengan merayakan Rosh Hashanah (Tahun Baru) pada 15 September.
Jalan menuju Masjid Al-Aqsa menjadi saksi serangan polisi Israel terhadap para jamaah, yang mencegah mereka memasuki masjid.
Masjid Al-Aqsa adalah situs paling suci ketiga di dunia bagi umat Muslim, sementara Yahudi menyebutnya Bukit Bait Suci, dan menyatakan tempat tersebut adalah lokasi dua kuil kuno Yahudi.
Sejarah mencatat, Israel menduduki Yerusalem Timur, tempat Al-Aqsa berada, saat Perang Arab-Israel pada 1967. Israel mencaplok keseluruhan kota pada 1980, sebuah tindakan yang tidak pernah diakui masyarakat internasional.
Sumber: Anadolu
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023