Raja Yordania Abdullah II mengatakan bahwa saat ini semua orang menanggung akibat konflik Palestina-Israel lantaran tidak adanya solusi politik.

Abdullah menyerukan pendekatan yang komprehensif terhadap keamanan kawasan yang berdasarkan pada penyelesaian isu-isu Palestina serta mengatasi akar permasalahan konflik tersebut berdasarkan solusi dua negara, menurut kantor berita Petra.

Saat pertemuan dengan Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg beserta anggota Dewan Atlantik Utara di Brussel, Raja Abdullah mendesak gencatan senjata segera di Gaza.

Abdullah juga meminta perlindungan bagi warga sipil dalam konflik tersebut, demikian menurut Petra.

Kantor berita Yordania itu menambahkan bahwa Raja juga meminta agar serangan oleh pemukim Israel terhadap warga Palestina di Tepi Barat dihentikan seraya memperingatkan potensi gejolak situasi di Tepi Barat dan Yerusalem.

Sumber: WAFA

Baca juga: Bendera Palestina yes, terobos lapangan no!

Baca juga: Serangan udara Israel tewaskan 51 warga Palestina di kamp pengungsi
Dua kali Kedutaan Besar Malaysia di Washington disurati Departemen Luar Negeri Amerika Serikat, pada 13 Oktober dan kemudian 30 Oktober.

Amerika meminta Malaysia tak mempertahankan sikapnya dalam konflik Israel-Palestina. "Terutama penolakan kita menganggap Hamas sebagai organisasi teroris," kata PM Anwar Ibrahim dalam sidang parlemen Malaysia, Selasa pekan lalu, seperti dilaporkan ANTARA dari Kuala Lumpur.

Malaysia menolak keinginan Amerika itu, yang bersama sejumlah negara Eropa memang menggolongkan Hamas sebagai teroris.Baca berita selengkapnya: Melihat konflik Palestina dengan Israel dari Perjanjian Oslo
 

Pewarta: Asri Mayang Sari

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023