Sekjen Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) Hissein Brahim Taha menyoroti penderitaan warga Palestina, terutama perempuan, anak-anak, kaum lansia dan warga sipil tak berdosa lainnya di Gaza, akibat agresi brutal Israel yang hingga kini masih berlangsung.
Hal itu disampaikan Brahim Taha sebelum sidang perdana Konferensi Internasional tentang Perempuan dalam Islam: Status dan Pemberdayaan, yang diselenggarakan Sekretariat Jenderal OKI di Jeddah.
“Konferensi ini digelar pada saat rakyat Palestina sedang menghadapi agresi brutal Israel dan perempuan, terutama perempuan, anak-anak, lansia dan warga sipil tak berdosa lainnya di Gaza, menjadi korban pemboman ini," katanya.
Baca juga: Semua orang tanggung akibat konflik Palestina-Israel
Menurut Sekjen OKI, mayoritas jumlah korban yang dibantai di tengah kebungkaman global, merupakan titik terlemah dalam tragedi ini.
Sekjen juga menekankan bahwa situasi di Gaza merupakan tragedi berkelanjutan, di mana semua orang memikul tanggung jawab besar yang dibebankan pada musyawarah Konferensi ini.
Dia juga mendesak upaya intensif untuk mengungkap kebiadaban Israel dan membela hak-hak perempuan Palestina, rakyat Palestina, dan Masjid Al-Aqsa dalam situasi di mana tidak mungkin memisahkan orang-orang dari tanah mereka atau Palestina dari kenyataan mengerikan pendudukan Israel.
Sumber: WAFA
Baca juga: RS Indonesia di Gaza dibangun untuk tujuan kemanusiaan
Paling sedikit 51 warga Palestina tewas akibat serangan udara Israel di kamp pengungsi Al-Maghazi di Jalur Gaza tengah pada Sabtu malam waktu setempat, lapor kantor berita resmi Palestina, WAFA.
Pesawat tempur-pesawat tempur Israel menyerang rumah keluarga Sam'an di kamp Al-Maghazi sehingga melukai puluhan orang.
WAFA menambahkan bahwa sebagian besar korban adalah anak-anak dan perempuan.
Bombardemen Israel itu menghancurkan rumah tersebut sampai merusakkan rumah-rumah dan infrastruktur di sekitarnya.Baca berita selengkapnya: Serangan udara Israel tewaskan 51 warga Palestina di kamp pengungsi
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023
Hal itu disampaikan Brahim Taha sebelum sidang perdana Konferensi Internasional tentang Perempuan dalam Islam: Status dan Pemberdayaan, yang diselenggarakan Sekretariat Jenderal OKI di Jeddah.
“Konferensi ini digelar pada saat rakyat Palestina sedang menghadapi agresi brutal Israel dan perempuan, terutama perempuan, anak-anak, lansia dan warga sipil tak berdosa lainnya di Gaza, menjadi korban pemboman ini," katanya.
Baca juga: Semua orang tanggung akibat konflik Palestina-Israel
Menurut Sekjen OKI, mayoritas jumlah korban yang dibantai di tengah kebungkaman global, merupakan titik terlemah dalam tragedi ini.
Sekjen juga menekankan bahwa situasi di Gaza merupakan tragedi berkelanjutan, di mana semua orang memikul tanggung jawab besar yang dibebankan pada musyawarah Konferensi ini.
Dia juga mendesak upaya intensif untuk mengungkap kebiadaban Israel dan membela hak-hak perempuan Palestina, rakyat Palestina, dan Masjid Al-Aqsa dalam situasi di mana tidak mungkin memisahkan orang-orang dari tanah mereka atau Palestina dari kenyataan mengerikan pendudukan Israel.
Sumber: WAFA
Baca juga: RS Indonesia di Gaza dibangun untuk tujuan kemanusiaan
Paling sedikit 51 warga Palestina tewas akibat serangan udara Israel di kamp pengungsi Al-Maghazi di Jalur Gaza tengah pada Sabtu malam waktu setempat, lapor kantor berita resmi Palestina, WAFA.
Pesawat tempur-pesawat tempur Israel menyerang rumah keluarga Sam'an di kamp Al-Maghazi sehingga melukai puluhan orang.
WAFA menambahkan bahwa sebagian besar korban adalah anak-anak dan perempuan.
Bombardemen Israel itu menghancurkan rumah tersebut sampai merusakkan rumah-rumah dan infrastruktur di sekitarnya.Baca berita selengkapnya: Serangan udara Israel tewaskan 51 warga Palestina di kamp pengungsi
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023