Indonesia dan Jerman bekerja sama dalam mengembangkan sistem transportasi hijau sebagai dukungan terhadap implementasi the green infrastructure initiative atau inisiatif infrastruktur hijau.

"Kedua negara telah menjalin hubungan baik selama sekitar 60 tahun dan telah bekerja sama mengurangi emisi karbon untuk memerangi perubahan iklim," ucap Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi saat memberi sambutan pada kegiatan 75th Anniversary of KfW di Jakarta, Selasa (14/11) sebagaimana keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Rabu.

Menhub mengungkapkan sektor transportasi merupakan salah satu penyumbang emisi karbon. Untuk itu, Kemenhub terus berupaya menciptakan sistem transportasi yang ramah lingkungan.

Pemerintah Jerman sendiri melalui KfW Development Bank (Bank Pembangunan dan Investasi Jerman) sepakat mengimplementasikan kerja sama pendanaan pembangunan infrastruktur ramah lingkungan (transportasi hijau) di sejumlah kota di Indonesia.

Sebagai contoh inisiatif kerja sama Indonesia dengan Jerman melalui KfW, yaitu pembangunan sistem bus rapid transit (BRT) di Semarang (Jawa Tengah) dan Surabaya (Jawa Timur) serta dan perkeretaapian di Surabaya.

"Harapan kita lebih banyak proyek transportasi hijau yang segera dimulai sejalan dengan RPJMN (rencana pembangunan jangka menengah nasional) 2025-2029," ujar Menhub.

Sebelumnya pada Juli 2023, Menhub juga telah bertemu dengan Head Of Asia Region KfW Development Bank Germany Frank Bohnet.

Frank Bohnet mendukung pengembangan sistem transportasi massal perkotaan di Semarang dan Surabaya sehingga lebih efisien dan ramah lingkungan.

"Di Surabaya, kami mendukung integrasi jalur kereta api dengan angkutan jalan. Di Semarang, kami mendukung pengembangan bus rapid transit (BRT)," kata Bohnet saat itu.

Presiden RI Joko Widodo juga mengapresiasi komitmen pendanaan dari pemerintah Jerman pada proyek inisiatif infrastruktur hijau yang berfokus mendukung upaya mitigasi pengurangan dampak emisi karbon di Indonesia pada pertemuan G7 di Elmau, Jerman.

 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kalimantan Selatan (BI Kalsel) memperkuat peran investasi hijau sebagai penopang pertumbuhan ekonomi nasional di daerah saat perekonomian global cenderung melemah.

“Bank Indonesia berupaya mendorong investasi dengan cara mengakselerasi pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) agar bernilai tambah,” kata Deputi Gubernur BI Juda Agung dalam keterangan tertulis di Banjarmasin, Minggu.

Juda menyampaikan hal itu terkait kegiatan Pamor Borneo 2023 yang diselenggarakan BI Kalsel di Banjarbaru, Kalimantan Selatan pada 9-11 November 2023.

Selain mengembangkan UMKM, Juda menuturkan untuk mendukung pertumbuhan investasi hijau maka perlu mengubah mindset masyarakat agar lebih tertarik berwisata di dalam negeri agar potensi wisata lokal semakin dikenal masyarakat.

Kepala Kantor Perwakilan BI Kalsel Wahyu Pratomo mengatakan kegiatan Pamor Borneo 2023 difokuskan pada tiga hal, yakni mengakselerasi investasi hijau, meningkatkan nilai jual produk UMKM yang berdaya saing global, mendorong pertumbuhan pariwisata.

Wahyu menjelaskan upaya promosi investasi melalui business matching dan one-on-one meeting sudah dilakukan sejak semester pertama 2023 dan telah melahirkan 10 letter of intent. Bahkan dua proyek investasi yakni PLTA Kusan Tanah Bumbu dan Pengolahan Limbah B3 Banjarbaru telah menarik investor asal Jepang dan Amerika Serikat.

Kemudian untuk pengembangan UMKM, Pamor Borneo 2023 menghadirkan 35 UMKM unggulan yang berorientasi pada peningkatan ekspor.Baca juga: BI perkuat investasi hijau di Kalimantan Selatan


 

Pewarta: Benardy Ferdiansyah

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023