PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko (TWC) menyelenggarakan kegiatan "Prambanan Master Class - Guide Up Skill", Selasa, dalam rangka meningkatkan kualitas layanan di destinasi Candi Prambanan.

Kegiatan pelatihan bagi pemandu wisata ini dilaksanakan bekerja sama dengan Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah X dan Pembimbing Masyarakat Hindu (Pembimas Hindu) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

"TWC sebagai Indonesia 'Heritage Management' berkomitmen penuh dalam pengelolaan destinasi 'heritage and culture' yang berkelanjutan dan berkualitas, untuk menghadirkan destinasi yang inspiratif, atraktif dan edukatif," kata Corporate Secretary PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko AY Suhartanto.

Menurut dia, kegiatan ini dilaksanakan sebagai bagian dari implementasi Pilar Sosial dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) 4 yaitu Pendidikan Yang Berkualitas.

"PT TWC menyelenggarakan pelatihan pemandu dengan kurikulum dan materi yang terukur. Puluhan guide yang terdiri dari keanggotaan lama dan baru (regenerasi), mengikuti pelatihan dengan antusias," katanya.

Pada pelatihan ini PT TWC menghadirkan narasumber dari berbagai bidang keilmuan, yaitu bidang Arkeologi Balai Pelestarian Budaya Wilayah X, bidang Keagamaan Hindu Pembimas Hindu DIY, dan bidang gerak tari pelatih Ramayana Ballet.

Menurut dia, materi pelatihan yang diberikan yaitu materi relief Candi Prambanan yang lebih spesifik, makna gerakan tari yang ada di Teater Pentas kawasan Candi Prambanan, serta kegiatan rutin yang diselenggarakan oleh umat Agama Hindu di lingkungan Candi Prambanan.

"Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan guide di lingkungan Candi Prambanan, sebagai bagian dari optimalisasi potensi wisata dan penerapan hospitality value di lingkungan Candi Prambanan. Hal ini juga selaras dengan salah satu pilar pengelolaan destinasi PT TWC, yaitu pilar Edukasi, untuk memberikan experience value bagi wisatawan yang berkunjung," katanya.

Suhartanto mengharapkan setelah para guide di Prambanan mengikuti pelatihan ini, mereka akan mendapatkan tambahan ilmu yang lebih dalam, sehingga wawasan dan referensi materi yang dimiliki saat penyampaian narasi story telling kepada wisatawan lebih luas.

"Menurut Undang-Undang No.10/2009 tentang Kepariwisataan, Daya Tarik Wisata dijelaskan sebagai segala sesuatu yang memiliki keunikan, kemudahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau kunjungan wisatawan"," katanya.

Ia mengatakan, daya tarik wisata dapat berwujud fisik seperti bangunan bersejarah, seni dan budaya. Seni dapat berupa seni tari, seni lisan dalam hal ini dapat dipahami sebagai cerita lisan atau "storytelling".

"Melalui 'storytelling' sebuah destinasi wisata akan mempunyai pemaknaan pembelajaran bagi wisatawan. Penguatan terhadap destinasi dapat dihubungkan dengan cerita legenda masyarakat setempat yang mengandung nilai nilai kehidupan masyarakat sehingga apa yang didapat wisatawan tidak hanya sebuah tontonan akan tetapi juga tuntunan," katanya.

Ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Prambanan Wagiyo.mengatakan bahwa pelatihan ini sangat dibutuhkan oleh para pemandu wisata yang ada di Candi Prambanan.

Menurut di, pemandu wisata wajib meningkatkan kapabilitas nya untuk memberikan kenangan yang berkesan bagi wisatawan.

"Pelatihan ini sebagai bentuk penyegaran untuk menambah wawasan kami untuk memberikan pelayanan terbaik bagi wisatawan. Jadi untuk mewujudkan satu pelayanan, sesuai dengan Sapta Pesona, terutama poin kenangan," katanya.
 

Baca juga: SIG meraih peringkat emas di penghargaan SNI Award 2023

Baca juga: Kementerian BUMN ganti Dirut Angkasa Pura II

 

Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023