Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Landak dr. Karolin Margret Natasa mengajak Pemkab Landak dan masyarakat bergerak bersama mencegah kejadian luar biasa (KLB) demam berdarah dengue (DBD) menyusul semakin tingginya kasus penyakit tersebut di daerah itu.
"DBD di Kabupaten Landak per 20 November telah mencapai 500 kasus dengan sembilan korban jiwa, sehingga harus menjadi perhatian serius bagi pemerintah daerah untuk melakukan penanganan dan pencegahan agar tidak jadi KLB," kata Karolin pada penyuluhan dan pencegahan DBD di Kantor Desa Hilir Tengah, Kecamatan Ngabang, Kabupaten Landak, Provinsi Kalimantan Barat, Kamis.
Dia mengatakan, beberapa wilayah yang menjadi daerah kasus DBD yakni Kecamatan Ngabang dengan 141 kasus, kemudian Menyuke 84 kasus, Sengah Temila 60 kasus, Mempawah Hulu 51 kasus, Menjalin 31 kasus, Sebangki 26 kasus, Banyuke Hulu 23 kasus, Meranti 19 kasus, Jelimpo 18 kasus, Air Besar 15 kasus, Mandor 14 kasus, Kuala Behe 13 kasus dan Kecamatan Sompak tiga kasus DBD.
"Kami sangat prihatin dengan kasus DBD yang terjadi saat ini sangat tinggi dan sudah menelan korban jiwa. Untuk itu, kami mengajak pemda dan masyarakat bergerak bersama menangani kasus DBD ini dengan melakukan upaya penanganan dan pencegahan penyebaran DBD di Kabupaten Landak," tuturnya.
Karolin menyarankan kepada Pemkab Landak agar mengkoordinasikan seluruh camat, kepala desa dan kepala puskesmas dalam menyikapi meningkatnya kasus DBD sebagai bentuk upaya penanganan dan pencegahan.
"Pemkab Landak sebaiknya segera mengkoordinasikan seluruh camat, kepala desa dan kepala puskesmas agar melakukan pemetaan wilayah yang menjadi daerah-daerah sebaran DBD dari desa hingga ke dusun sehingga dapat memberikan tindakan yang tepat dan cepat dalam menangani kasus DBD yang terjadi," kata Karolin.
Lebih lanjut Karolin berpesan kepada masyarakat untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan serta menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat serta menggencarkan sosialisasi 3M plus yaitu menguras tempat penampungan air, menutup rapat tempat penampungan air, mendaur ulang barang-barang bekas yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk demam berdarah.
"Dan yang dimaksudkan plus-nya adalah bentuk upaya pencegahan tambahan seperti memelihara ikan pemakan jentik nyamuk, menggunakan obat anti nyamuk, memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi, gotong royong membersihkan lingkungan, periksa tempat-tempat penampungan air, meletakkan pakaian bekas pakai dalam wadah tertutup, memberikan larvasida pada penampungan air yang susah dikuras, memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar, dan menanam tanaman pengusir nyamuk," kata Karolin.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023
"DBD di Kabupaten Landak per 20 November telah mencapai 500 kasus dengan sembilan korban jiwa, sehingga harus menjadi perhatian serius bagi pemerintah daerah untuk melakukan penanganan dan pencegahan agar tidak jadi KLB," kata Karolin pada penyuluhan dan pencegahan DBD di Kantor Desa Hilir Tengah, Kecamatan Ngabang, Kabupaten Landak, Provinsi Kalimantan Barat, Kamis.
Dia mengatakan, beberapa wilayah yang menjadi daerah kasus DBD yakni Kecamatan Ngabang dengan 141 kasus, kemudian Menyuke 84 kasus, Sengah Temila 60 kasus, Mempawah Hulu 51 kasus, Menjalin 31 kasus, Sebangki 26 kasus, Banyuke Hulu 23 kasus, Meranti 19 kasus, Jelimpo 18 kasus, Air Besar 15 kasus, Mandor 14 kasus, Kuala Behe 13 kasus dan Kecamatan Sompak tiga kasus DBD.
"Kami sangat prihatin dengan kasus DBD yang terjadi saat ini sangat tinggi dan sudah menelan korban jiwa. Untuk itu, kami mengajak pemda dan masyarakat bergerak bersama menangani kasus DBD ini dengan melakukan upaya penanganan dan pencegahan penyebaran DBD di Kabupaten Landak," tuturnya.
Karolin menyarankan kepada Pemkab Landak agar mengkoordinasikan seluruh camat, kepala desa dan kepala puskesmas dalam menyikapi meningkatnya kasus DBD sebagai bentuk upaya penanganan dan pencegahan.
"Pemkab Landak sebaiknya segera mengkoordinasikan seluruh camat, kepala desa dan kepala puskesmas agar melakukan pemetaan wilayah yang menjadi daerah-daerah sebaran DBD dari desa hingga ke dusun sehingga dapat memberikan tindakan yang tepat dan cepat dalam menangani kasus DBD yang terjadi," kata Karolin.
Lebih lanjut Karolin berpesan kepada masyarakat untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan serta menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat serta menggencarkan sosialisasi 3M plus yaitu menguras tempat penampungan air, menutup rapat tempat penampungan air, mendaur ulang barang-barang bekas yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk demam berdarah.
"Dan yang dimaksudkan plus-nya adalah bentuk upaya pencegahan tambahan seperti memelihara ikan pemakan jentik nyamuk, menggunakan obat anti nyamuk, memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi, gotong royong membersihkan lingkungan, periksa tempat-tempat penampungan air, meletakkan pakaian bekas pakai dalam wadah tertutup, memberikan larvasida pada penampungan air yang susah dikuras, memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar, dan menanam tanaman pengusir nyamuk," kata Karolin.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023