Dokter spesialis kulit dan kelamin jebolan Universitas Indonesia dr. Riris Asti Respati, Sp.DV, menilai masalah hormon bisa menyebabkan jerawat muncul pada usia dewasa dan umumnya terjadi pada perempuan.

“Karena logikanya begini, kalau kita sudah melewati usia remaja, sudah dewasa, harusnya sudah tidak berjerawat. Kalau masih jerawatan, kemungkinan itu adalah jerawat hormon,” kata Riris saat acara gelar wicara di Jakarta, Minggu.

Jerawat hormon dapat terjadi pada wanita dewasa, berkisar pada umur 25 hingga 30 tahun, yang disebabkan oleh hormon tubuh yang tidak seimbang. Ketidakseimbangan hormon bisa jadi berhubungan dengan gejala polycystic ovarian syndrome (PCOS), penyakit ketika ovum atau sel telur pada perempuan tidak berkembang secara normal karena ketidakseimbangan hormon.

“Biasanya jerawat hormon tumbuh spesifik di daerah wajah bawah, dari pipi ke bawah,” Riris menjelaskan.
 

Ada banyak faktor risiko atau pemicu terjadinya PCOS pada wanita, mulai dari pola makan yang tidak sehat, seperti terlalu banyak mengonsumsi makanan atau minuman manis, hingga berat badan berlebih. Selain berpengaruh pada hormon, Riris menyebut bahwa makanan dan minuman manis merupakan pemicu utama penyebab segala jenis jerawat.

Selain jerawat, gejala PCOS lain di antaranya siklus menstruasi yang tidak teratur, pertumbuhan rambut wajah atau tubuh yang berlebihan, terjadi pola kebotakan seperti pada pria, kutil di leher dan ketiak, penambahan berat badan di sekitar perut, dan nyeri panggul.

“Kalau masih berjerawat di usia dewasa, mungkin harus mencoba periksa kemungkinan gangguan hormon ke dokter karena obat jerawat hormon berbeda dengan jerawat biasa,” Riris menambahkan.

Mengingat PCOS juga merupakan kelainan metabolisme, banyak gejalanya yang dapat diatasi dengan melakukan perubahan gaya hidup. Pola makan dan olahraga adalah kunci keberhasilan pengobatan dan pemeliharaan kesehatan jangka panjang.
 



 

Pewarta: Pamela Sakina

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023