Gempa bumi besar yang baru melanda wilayah luas yang berpusat di Semenanjung Noto, Jepang tengah, tidak menimbulkan masalah keselamatan besar pada pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Shika setempat, kata operator dalam sebuah pernyataan pada Jumat (5/1).

Menurut Hokuriku Electric Power Co., gempa berkekuatan 7,6 skala Richter yang terjadi pada Senin (1/1), tercatat di peringkat lima teratas dari skala intensitas seismik maksimum tujuh di bawah reaktor nomor satu pembangkit listrik di Shika, Prefektur Ishikawa. Dua unit pembangkit listrik sedang mati saat itu.

Perusahaan pembangkit listrik tersebut mengatakan bahwa mereka menemukan benjolan dan penyok di empat lokasi di tempat pembangkit, dan bagian dari sistem pasokan listrik bagian luar masih rusak, namun bahan bakar nuklir bekas telah didinginkan secara normal dan zat radioaktif masih terlindungi dengan aman.

Sekitar 90 menit setelah gempa, permukaan air di sebuah kolam yang terhubung dengan Laut Jepang naik sekitar tiga meter, namun perubahan tersebut tidak mempengaruhi pembangkit listrik tersebut karena berada di lahan 11 meter lebih tinggi permukaan laut normal, kata pihak utilitas.

Sistem keselamatan PLTN Shika sedang dianalisis oleh Otoritas Regulasi Nuklir, sebuah proses yang diperlukan sebelum memulai aktivitas kembali.

Badan Meteorologi Jepang, Selasa (2/1), mengatakan bahwa percepatan tanah maksimum yang diukur pada gempa Tahun Baru adalah 2.826 gal di sebuah titik di Shika, tingkat yang sama dengan 2.934 gal yang tercatat di Prefektur Miyagi pada gempa  Maret 2011 di timur laut.

Di bawah reaktor nomor satu pembangkit listrik Shika pada Senin, pembacaannya adalah 399 gal, menurut Hokuriku Electric Power.

Sumber: Kyodo-OANA


Baca juga: Gempa guncang Jepang, Kim Jong Un kirim pesan belasungkawa kepada PM Kishida

Baca juga: Pakar sebut gempa 7,6 M di Jepang akibat pergerakan patahan sepanjang 150 km

Baca juga: KBRI Tokyo pastikan tidak ada WNI jadi korban jiwa gempa Ishikawa Jepang
 

Pewarta: Cindy Frishanti Octavia

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024