Raja Yordania Abdullah II memperingatkan eskalasi kekerasan yang dilakukan penjajah Israel di wilayah pendudukan Tepi Barat dan kembali menyerukan desakan internasional untuk menghentikan agresi Israel di Jalur Gaza yang terkepung.
Melalui percakapan telepon dengan Perdana Menteri Belanda Mark Rutte, Raja Abdullah II menekankan pentingnya gencatan senjata segera, perlindungan warga sipil serta pengiriman bantuan yang berkelanjutan ke Gaza.
Raja menegaskan kembali penolakan tegas Yordania atas segala upaya untuk menghancurkan perjuangan Palestina serta langkah pengusiran warga Palestina dari Gaza dan Tepi Barat.
Dia juga menekankan peran komunitas internasional dalam mendorong kembalinya warga Gaza ke rumah mereka.
Raja Yordania memperingatkan soal kekerasan yang dilakukan penjajah ilegal terhadap warga Palestina di Tepi Barat dan pelanggaran Israel di Yerusalem, menunjuk pada risiko bencana akibat konflik kawasan yang meluas.
Raja Abdullah II menggarisbawahi bahwa Gaza dan Tepi Barat tak dapat dipisahkan, “sebab keduanya harus menjadi bagian dari negara Palestina,” demikian menurut laporan kantor berita Yordania, Petra.
Menurut Abdullah, solusi militer dan keamanan tidak akan mencapai perdamaian, menekankan bahwa tidak ada opsi lain kecuali menciptakan cakrawala politik berdasarkan solusi dua negara untuk mencapai perdamaian.
Sumber: WAFA
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024
Melalui percakapan telepon dengan Perdana Menteri Belanda Mark Rutte, Raja Abdullah II menekankan pentingnya gencatan senjata segera, perlindungan warga sipil serta pengiriman bantuan yang berkelanjutan ke Gaza.
Raja menegaskan kembali penolakan tegas Yordania atas segala upaya untuk menghancurkan perjuangan Palestina serta langkah pengusiran warga Palestina dari Gaza dan Tepi Barat.
Dia juga menekankan peran komunitas internasional dalam mendorong kembalinya warga Gaza ke rumah mereka.
Raja Yordania memperingatkan soal kekerasan yang dilakukan penjajah ilegal terhadap warga Palestina di Tepi Barat dan pelanggaran Israel di Yerusalem, menunjuk pada risiko bencana akibat konflik kawasan yang meluas.
Raja Abdullah II menggarisbawahi bahwa Gaza dan Tepi Barat tak dapat dipisahkan, “sebab keduanya harus menjadi bagian dari negara Palestina,” demikian menurut laporan kantor berita Yordania, Petra.
Menurut Abdullah, solusi militer dan keamanan tidak akan mencapai perdamaian, menekankan bahwa tidak ada opsi lain kecuali menciptakan cakrawala politik berdasarkan solusi dua negara untuk mencapai perdamaian.
Sumber: WAFA
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024