Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Tarakan, Kalimantan Utara siap berkontribusi dalam industri batik lokal, setelah pelatihan bimbingan kemandirian bidang produksi batik cap.
"Kegiatan ini merupakan hal yang sangat luar biasa karena para WBP mampu menghasilkan produk kain batik dengan design kearifan lokal dan memiliki potensi untuk dipasarkan," kata Kepala Lapas (Kalapas) Kelas IIA Tarakan Sutarno di Tarakan, Selasa.
Dia berharap langkah ini dapat dilaksanakan secara berkelanjutan dan para WBP juga mampu berkontribusi dalam kemajuan industri batik lokal.
Ia menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk dari upaya meningkatkan kualitas sumber daya WBP melalui pembinaan kemandirian dan keterampilan.
Pelatihan bimbingan kemandirian bidang produksi batik cap ditutup Kalapas) Kelas IIA Tarakan, Sutarno pada acara penutupan pelatihan bertempat di Ruang Kunjungan, Senin (19/2).
Pelatihan ini berlangsung selama dua minggu dengan melibatkan 10 orang WBP perempuan yang telah menjalani 1/3 masa pidana dan dibimbing langsung oleh Instruktur berkompeten dari pimpinan Batik D'Erte Sonny Lolong.
Sementara itu, Sonny Lolong berpesan kepada para peserta untuk terus berkomitmen dan bersemangat dalam melakukan kegiatan positif di dalam Lapas.
"Saya pribadi berpesan agar para peserta pelatihan ini tetap semangat dalam melanjutkan proses produksi dan mengembangkan kreativitas maupun inovasi," kata Sonny.
Dia akan tetap mendukung penuh kegiatan ini dengan melakukan kegiatan monitoring minimal dua minggu sekali.
"Terimakasih atas kesediaan dan kontribusinya semoga senantiasa diberikan kesuksesan," katanya.
Pelatihan bimbingan kemandirian bidang produksi batik cap ini merupakan pelatihan tahap pertama yang digelar pada Tahun Anggaran 2024.
Paket pelatihan ini dipilih karena diharapkan mampu menjadi produk yang berkembang dengan mengusung konsep kearifan lokal dan memiliki nilai ekonomis.
Sehingga mampu berdampak pada peningkatan mutu program pembinaan kemandirian serta penerimaan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) Kegiatan Kerja Produksi.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024
"Kegiatan ini merupakan hal yang sangat luar biasa karena para WBP mampu menghasilkan produk kain batik dengan design kearifan lokal dan memiliki potensi untuk dipasarkan," kata Kepala Lapas (Kalapas) Kelas IIA Tarakan Sutarno di Tarakan, Selasa.
Dia berharap langkah ini dapat dilaksanakan secara berkelanjutan dan para WBP juga mampu berkontribusi dalam kemajuan industri batik lokal.
Ia menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk dari upaya meningkatkan kualitas sumber daya WBP melalui pembinaan kemandirian dan keterampilan.
Pelatihan bimbingan kemandirian bidang produksi batik cap ditutup Kalapas) Kelas IIA Tarakan, Sutarno pada acara penutupan pelatihan bertempat di Ruang Kunjungan, Senin (19/2).
Pelatihan ini berlangsung selama dua minggu dengan melibatkan 10 orang WBP perempuan yang telah menjalani 1/3 masa pidana dan dibimbing langsung oleh Instruktur berkompeten dari pimpinan Batik D'Erte Sonny Lolong.
Sementara itu, Sonny Lolong berpesan kepada para peserta untuk terus berkomitmen dan bersemangat dalam melakukan kegiatan positif di dalam Lapas.
"Saya pribadi berpesan agar para peserta pelatihan ini tetap semangat dalam melanjutkan proses produksi dan mengembangkan kreativitas maupun inovasi," kata Sonny.
Dia akan tetap mendukung penuh kegiatan ini dengan melakukan kegiatan monitoring minimal dua minggu sekali.
"Terimakasih atas kesediaan dan kontribusinya semoga senantiasa diberikan kesuksesan," katanya.
Pelatihan bimbingan kemandirian bidang produksi batik cap ini merupakan pelatihan tahap pertama yang digelar pada Tahun Anggaran 2024.
Paket pelatihan ini dipilih karena diharapkan mampu menjadi produk yang berkembang dengan mengusung konsep kearifan lokal dan memiliki nilai ekonomis.
Sehingga mampu berdampak pada peningkatan mutu program pembinaan kemandirian serta penerimaan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) Kegiatan Kerja Produksi.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024