Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, Hiasintus Gunung Agung mengatakan hasil produksi padi petani tradisional di Kapuas Hulu memperkuat ketahanan pangan di desa terutama di tengah mahalnya harga beras secara nasional.

"Masyarakat di desa justru memiliki ketahanan pangan yang bersumber dari hasil pertanian tradisional, apalagi saat ini para petani tradisional sedang panen padi," kata Hiasintus Gunung Agung di Putussibau Kapuas Hulu, Jumat.

Gunung mengatakan sampai saat ini lahan pertanian tradisional (Ladang) masih mendominasi jika dibandingkan lahan sawah yang ada di Kapuas Hulu.

Pada Tahun 2023 luas lahan sawah hanya 7.649 hektare, sedangkan lahan ladang seluas 11.014 hektare.

Ia menyebutkan produksi padi dari petani ladang pada Januari 2024 sebanyak 3.981,28 ton dan padi hasil sawah sebanyak 3.548,45 ton.

"Jumlah produksi padi itu akan terus bertambah karena sampai saat ini masih dalam masa panen padi baik sawah maupun ladang," kata Gunung.

Gunung menjelaskan berladang oleh sebagian besar masyarakat di Kapuas Hulu merupakan tradisi yang dilakukan secara turun temurun untuk memenuhi kebutuhan beras masyarakat selama setahun, sebab pola pertanian tradisional dilakukan setiap tahun.

"Biasanya hasil dari ladang itu tidak di jual disimpan untuk kebutuhan pribadi masyarakat terutama yang berada di pedesaan," katanya.

Sehingga, di tengah kenaikan harga beras secara nasional, justru tidak terlalu berpengaruh terhadap kebutuhan pangan masyarakat di desa.
 

Pewarta: Teofilusianto Timotius

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024