Utusan Palestina di PBB Riyad Mansour pada Senin (4/3) menekankan tentang kekejaman Israel terhadap rakyat Palestina di Gaza dan mengatakan "Israel membuat rakyat kami kelaparan."
“Israel telah menyebabkan kematian terhadap 2,3 juta warga Palestina dalam berbagai bentuk; pengeboman tanpa pandang bulu, eksekusi, penyakit, dehidrasi, dan kelaparan," kata Mansour saat debat mengenai veto AS terhadap resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) mengenai krisis Gaza pada 20 Februari.
"Kelaparan bukanlah konsekuensi yang disayangkan dari perang. Ini adalah salah satu metode perang yang digunakan oleh Israel. Israel membuat rakyat kami kelaparan,” tambahnya.
Mansour menekankan bahwa "Israel telah melakukan kekejaman terhadap rakyat Palestina, tak terkendali dan tanpa ampun." Dia menyebut DK PBB "telah berulang kali dicegah untuk menyerukan gencatan senjata untuk mengakhiri kekejaman (di Gaza)."
Untuk itu, Mansour mendesak negara-negara anggota PBB untuk menyerukan gencatan senjata, dan mengatakan bahwa "para pemimpin Israel berbicara secara terbuka mengenai kejahatan yang mereka lakukan dan akan mereka lakukan....Perdana Menteri Israel menyombongkan diri tidak mematuhi keputusan mahkamah internasional atau resolusi PBB dan telah menggagalkan upaya perdamaian."
"Kekejaman ini hanya dapat dihentikan dengan mengakhiri kekebalan Israel. Ini waktunya kekebalan Israel diakhiri dan kita harus memasuki era baru pertanggungjawaban dan sanksi," ujar dia.
Sambil memuji mereka yang “menolak perdagangan dengan permukiman,” Mansour lebih lanjut mendesak “seluruh perusahaan permukiman dan pemukim” agar diberi sanksi.
"Jangan biarkan satupun dari mereka mendapatkan visa untuk mengunjungi negara-negara kalian. Bersikaplah dengan cara berbeda,” katanya, seraya menambahkan bahwa “kengerian hari ini dimungkinkan oleh kegagalan kemarin.”
Israel melakukan serangan militer mematikan di Jalur Gaza sebagai balasan atas serangan kelompok perlawanan Palestina, Hamas, pada 7 Oktober 2023, yang menurut Tel Aviv menewaskan hampir 1.200 orang.
Setidaknya 30.534 warga Palestina terbunuh dan 71.920 lainnya terluka di tengah kehancuran massal dan kekurangan kebutuhan pokok.
Israel juga memberlakukan blokade yang melumpuhkan Jalur Gaza dan menyebabkan penduduk, khususnya di Gaza utara, berada di ambang kelaparan.
Perang Israel telah menyebabkan 85 persen penduduk Gaza terpaksa mengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan, sementara 60 persen infrastruktur di wilayah kantong tersebut telah rusak atau hancur, menurut PBB.
Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional. Keputusan sementara pada Januari memerintahkan Tel Aviv untuk menghentikan tindakan genosida dan mengambil tindakan untuk menjamin bahwa bantuan kemanusiaan diberikan kepada warga sipil di Gaza.
Sumber: Anadolu
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024
“Israel telah menyebabkan kematian terhadap 2,3 juta warga Palestina dalam berbagai bentuk; pengeboman tanpa pandang bulu, eksekusi, penyakit, dehidrasi, dan kelaparan," kata Mansour saat debat mengenai veto AS terhadap resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) mengenai krisis Gaza pada 20 Februari.
"Kelaparan bukanlah konsekuensi yang disayangkan dari perang. Ini adalah salah satu metode perang yang digunakan oleh Israel. Israel membuat rakyat kami kelaparan,” tambahnya.
Mansour menekankan bahwa "Israel telah melakukan kekejaman terhadap rakyat Palestina, tak terkendali dan tanpa ampun." Dia menyebut DK PBB "telah berulang kali dicegah untuk menyerukan gencatan senjata untuk mengakhiri kekejaman (di Gaza)."
Untuk itu, Mansour mendesak negara-negara anggota PBB untuk menyerukan gencatan senjata, dan mengatakan bahwa "para pemimpin Israel berbicara secara terbuka mengenai kejahatan yang mereka lakukan dan akan mereka lakukan....Perdana Menteri Israel menyombongkan diri tidak mematuhi keputusan mahkamah internasional atau resolusi PBB dan telah menggagalkan upaya perdamaian."
"Kekejaman ini hanya dapat dihentikan dengan mengakhiri kekebalan Israel. Ini waktunya kekebalan Israel diakhiri dan kita harus memasuki era baru pertanggungjawaban dan sanksi," ujar dia.
Sambil memuji mereka yang “menolak perdagangan dengan permukiman,” Mansour lebih lanjut mendesak “seluruh perusahaan permukiman dan pemukim” agar diberi sanksi.
"Jangan biarkan satupun dari mereka mendapatkan visa untuk mengunjungi negara-negara kalian. Bersikaplah dengan cara berbeda,” katanya, seraya menambahkan bahwa “kengerian hari ini dimungkinkan oleh kegagalan kemarin.”
Israel melakukan serangan militer mematikan di Jalur Gaza sebagai balasan atas serangan kelompok perlawanan Palestina, Hamas, pada 7 Oktober 2023, yang menurut Tel Aviv menewaskan hampir 1.200 orang.
Setidaknya 30.534 warga Palestina terbunuh dan 71.920 lainnya terluka di tengah kehancuran massal dan kekurangan kebutuhan pokok.
Israel juga memberlakukan blokade yang melumpuhkan Jalur Gaza dan menyebabkan penduduk, khususnya di Gaza utara, berada di ambang kelaparan.
Perang Israel telah menyebabkan 85 persen penduduk Gaza terpaksa mengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan, sementara 60 persen infrastruktur di wilayah kantong tersebut telah rusak atau hancur, menurut PBB.
Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional. Keputusan sementara pada Januari memerintahkan Tel Aviv untuk menghentikan tindakan genosida dan mengambil tindakan untuk menjamin bahwa bantuan kemanusiaan diberikan kepada warga sipil di Gaza.
Sumber: Anadolu
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024