Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Kalimantan Barat menggelar diskusi tematik bertema "38 Tahun Bencana Chernobyl 26 April, Mau Buat Apa?" dengan melibatkan sejumlah jejaring untuk memaknai peringatan hari Bumi Internasional.

"Diskusi ini menjadi ruang bagi berbagai gagasan mengenai isu lingkungan dan kolaborasi aksi yang dapat dilakukan, termasuk pembahasan rencana PLTN di Kalimantan Barat," kata Direktur Walhi Kalbar, Hendrikus Adam di Pontianak, Selasa.

Pada kesempatan tersebut, Adam menyampaikan, kondisi lingkungan di Kalimantan Barat semakin rentan, terutama karena sering terkena berbagai bencana seperti banjir, longsor, puting beliung, dan bahkan gempa bumi.

Beberapa waktu lalu, misalnya, wilayah Kecamatan Sengah Temila di Kabupaten Landak dilanda banjir yang menggenangi sejumlah wilayah dan akses jalan. Selain itu, gempa bumi juga sering terjadi di berbagai wilayah, termasuk di Bengkayang yang menjadi calon lokasi Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).

Menyambut Hari Bumi pada 22 April 2024, Walhi Kalimantan Barat mengadakan diskusi tematik bertema "38 Tahun Bencana Chernobyl 26 April, Mau Buat Apa?" dengan melibatkan sejumlah rekan jejaring.

"Dalam diskusi tersebut, diputuskan untuk menyelenggarakan aksi bersama pada Chernobyl Days 26 April 2024, sebagai pengingat akan bencana Chernobyl tahun 1986," tuturnya.

Mengingat rencana pendirian PLTN di Kabupaten Bengkayang, aksi pada 26 April 2024 diharapkan dapat membangkitkan kesadaran akan bahaya nuklir di tengah minimnya informasi resmi dari pihak terkait.

"Aksi ini pada Chernobyl Day ingin menyampaikan kepada publik dan pembuat kebijakan untuk berpikir ulang tentang pendirian PLTN di Kalimantan Barat," kata Hendrikus Adam.

Adam juga mengajak warga Kalimantan Barat yang peduli dengan lingkungan untuk bersama-sama bergerak dalam menyambut Hari Bumi dan mengingatkan pemerintah serta para promotor PLTN tentang bahaya nuklir.

"Mari kita jauhkan bumi Kalbar dari ancaman bahaya radiasi nuklir-PLTN. Jangan biarkan terulangnya kota hantu seperti Pripyat di Ukraina akibat kecelakaan reaktor PLTN yang mengancam manusia dan lingkungan hidup," katanya.  


 

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024