Penjabat Gubernur Kalimantan Barat Harisson mengajak semua guru di provinsi itu untuk melanjutkan dan mengoptimalkan gerakan Merdeka Belajar, meski saat ini jabatan Mendikbud Ristek akan segera berakhir.

"Di masa berakhirnya jabatan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi bukanlah titik akhir dari gerakan Merdeka Belajar. Tetapi Merdeka Belajar kita akan terus menjadi penggerak perubahan yang tidak mengenal kata menyerah untuk membawa Indonesia melompat ke masa depan," kata Harisson dalam memaknai peringatan Hari Pendiidkan Nasional 2024 di Pontianak, Kamis.

Harisson juga bertekad dan mengajak semua untuk terus melanjutkan Program Merdeka Belajar karena sejauh ini sudah terbukti siswa-siswi kita leluasa untuk melakukan pembelajaran, dan guru-guru sudah tambah kreatif, inovatif, dalam mencoba kegiatan untuk meningkatkan Program Belajar di sekolahnya masing-masing.

"Selain itu Mahasiswa juga sudah lebih merdeka lagi dalam mempelajari hal-hal yang ingin mereka ketahui. Semua itu dalam rangka upaya kita meningkatkan pengetahuan kepada seluruh generasi muda kita supaya terjadi lompatan besar kemajuan dari negeri ini khususnya Kalimantan Barat," tuturnya.

Dalam memperingati Hardiknas 2024, Harisson juga menyinggung terkait Kesejahteraan para guru yang menjadi kewenangan Provinsi seperti , Guru SMA, SMK, SLB, maupun di PAUD, SD, SMP di Kabupaten /Kota yang tentunya terus diperhatikan kesejahteraannya.

"Kemudian untuk guru-guru kontrak kita tarik menjadi guru PPPK, begitu juga beberapa faktor lain kita berupaya untuk menjadi pertimbangan meningkatkan kesejahteraan mereka," katanya.

Dalam Sambutan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia yang dibacakan oleh pada upacara peringatan Hardiknas 2024, Harisson menyampaikan tentang keberlangsungan dari gerakan Merdeka Belajar yang telah menghadapi tantangan dan kesempatan dalam memajukan pendidikan Indonesia selama lima tahun terakhir ini.

Dirinya juga menuturkan bahwa bukan hal yang mudah untuk mentransformasi sebuah sistem yang sangat besar dan bukan tugas yang sederhana untuk mengubah perspektif tentang proses pembelajaran.

"Pada awal perjalanan, disadari bahwa membuat perubahan membutuhkan perjuangan yang kadang kala tantangan, rasa lelah menyertai setiap langkah menuju perbaikan dan kemajuan," tuturnya.

Kemudian pada perjalanan tersebut juga dihadapkan dengan tantangan yang tak pernah terbayangkan yakni pandemi. Dampak yang ditimbulkan mengubah proses belajar mengajar dan cara hidup secara drastis.

Namun pada saat yang sama, pandemi memberi kesempatan untuk mengakselerasi perubahan. Dengan bergotong royong, semua berjuang untuk pulih dan bangkit kembali menjadi jauh lebih kuat.

"Kini, kita sudah mulai merasakan perubahan terjadi di sekitar kita, digerakkan bersama-sama dengan langkah yang serempak dan serentak. Wajah baru pendidikan dan kebudayaan Indonesia sedang kita bangun bersama dengan gerakan Merdeka Belajar, di mana kita sudah mendengar lagi anak-anak Indonesia berani bermimpi, karena mereka merasa merdeka saat belajar di kelas," kata Harisson.

Dengan adanya pandemi,kita juga sudah melihat lagi guru-guru yang berani mencoba hal-hal baru, karena mereka mendapatkan kepercayaan untuk mengenal dan menilai murid-muridnya. Kita sudah menyaksikan lagi para mahasiswa yang siap berkarya dan berkontribusi karena ruang untuk belajar tidak lagi terbatas di dalam kampus.

"Dan kita sudah merayakan lagi semarak karya-karya yang kreatif karena seniman dan pelaku budaya terus didukung untuk berekspresi," tuturnya.

Menurutnya, selama lima tahun ini bukan waktu yang sebentar untuk menjalankan tugas memimpin gerakan Merdeka Belajar. Namun, lima tahun juga bukan waktu yang lama untuk membuat perubahan yang menyeluruh.

"Kita sudah berjalan menuju arah yang benar, tetapi tugas kita belum selesai. Semua yang telah kita jalankan harus diteruskan sebagai gerakan yang berkelanjutan. Semua yang sudah kita upayakan harus dilanjutkan sebagai perjalanan ke arah perwujudan sekolah yang kita cita-citakan," katanya.
 

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024