PT Ladang Sawit Mas (LSM) Bumitama Gunajaya Agro (BGA) Group Region Nanga Tayap menyelenggarakan Sekolah Desa Berdaya di Kecamatan Nanga Tayap, Senin, dalam rangka memberikan bimbingan teknis (Bimtek) tentang teknis agronomi perkebunan sawit kepada petani.

Di antara materi yang disampaikan yakni mengenai manajemen panen buah kelapa sawit, pengenalan fisiologi tanaman kelapa sawit dan pengaruh pemupukan terhadap peningkatan produksi.

"Maksud kegiatan ini supaya petani bisa berkembang maju dengan kita memberikan ilmu perkebunan kelapa sawit. Masyarakat mengerti bagaimana praktek budidaya tanaman kelapa sawit mulai dari pembibitan, tanam sampai panen, kesehatan kebun sawit dan lainnya," ucap  Managemen PT LSM BGA Group Regional Head Nanga Tayap, Daud Samsudi Melalui Area Controller 8a, Bihandra.

Harapan Perusahaan dengan diselenggarakannya program pelatihan ini supaya Produk kelapa sawit yang dihasilkan petani juga menjadi lebih berkualitas . Lantaran BGA memiliki pabrik kelapa sawit yang juga menerima buah kelapa sawit dari petani tersebut.

"Produk kita berupa CPO yang harus memiliki tandan buah segar berkualitas baik, target rendemen minimal di atas 23 persen. Sekarang tanaman masyarakat masih muda dan perlu penanganan ekstra. Artinya petani perlu ilmu supaya budidaya kepala sawit mereka lebih baik lagi," jelas Bihandra.

Bihandra menyampaikan bahwa peserta kegiatan ini adalah para petani dari Desa Sungai Kelik, Sembelangaan, Tanjung Toba dan Tanjung Medan. Kelompok tadinya ada enam dengan jumlah keseluruhan peserta sekira 40 orang.

"Kita selenggarakan kegiatan ini minimal setahun dua kali. Kelompok tani juga boleh mengusulkan bantuan kepada BGA ketika lahan terkena hama ulat api. Bahkan jika perlu pembimbingan cara pemupukan, menjaga kesehatan tanaman dan lain sebagainya," tutur Bihandra.

Kepala Desa Sungai Kelik, Rabuansyah mengatakan adanya kegiatan ini para kelompok tani pekebun sawit merasa sangat terbantu. Terutama dalam hal pembibitan, penanaman, pemupukan. Menurutnya BGA sangat baik dalam melihat lingkungan sekitar dan selalu memberikan edukasi melalui program CSR dan serta program kemitraan lainnya.

"Bahkan bukan hanya edukasi tapi langsung praktek ke lapangan, misalnya bagaimana menanam, memupuk dan lainnya. Kegiatan ini boleh dibilang seperti sekolah, hanya petani langsung bersentuhan dengan alam, praktek langsung cara berkebun sawit," jelas Rabuansyah.

Kepala Desa Tanjung Medan, Juliansah menilai program BGA ini sangat baik dan bermanfaat bagi petani sawit mandiri. Ia pun berharap kegiatan ini diselenggarakan di masing-masing desa binaan BGA. Sehingga peserta masyarakatnya lebih banyak lagi sekalian untuk silaturahmi langsung dengan desa-desa terdekat sebagai mitra BGA.

"Karena kalau seperti ini memang bagus, tapi peserta hanya perwakilan saja. Di Desa Tanjung Medan saja ada empat kelompok tani, mungkin desa lain juga jumlahnya sama, ada tiga sampai empat kelompok tani," papar Juliansah.

Juliansah mengungkapkan, warganya sekira 30 persen memiliki kebun sawit mandiri. Kemudian sekira 80 persen perekonomian tergantung perusahaan dan kebun mandiri perkebunan sawit.

​​​​​​​"Jadi pelatihan seperti ini sangat dibutuhkan masyarakat karena masih banyak tergolong awam terkait ilmu perkebunan kelapa sawit," ujarnya.

Pewarta: Subandi

Editor : Helti Marini S


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024