Kabupaten Sintang menjadi penyumbang inflasi tertinggi di Provinsi Kalimantan Barat dengan angka mencapai 2,11 persen year on year (y-o-y), berdasarkan data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik Kalbar.


"Angka ini menempatkan Sintang di puncak daftar wilayah dengan inflasi tertinggi di Kalbar, diikuti oleh Kabupaten Kayong Utara dengan 1,92 persen, Ketapang 1,63 persen, dan Kota Pontianak sebesar 1,31 persen.

Di sisi lain, Kota Singkawang mencatat inflasi terendah dengan 1,16 persen y-o-y," kata Penjabat (Pj) Gubernur Kalimantan Barat, dr. Harisson, di Pontianak, Selasa.

Harisson mengatakan, kondisi inflasi di Kalbar sudah disampaikan kepada Kemendagri pada rapat koordinasi mingguan Pengendalian Inflasi tahun 2024 secara virtual.

Rapat ini dipimpin oleh Kepala Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri Kemendagri, Dr. Yusharto Huntoyungo, M.Pd., yang rutin diadakan untuk memantau dan mencari solusi pengendalian inflasi di seluruh Indonesia.

"Dalam rapat tersebut, di ketahui Provinsi Kalimantan Barat berhasil menempati urutan kelima dengan inflasi terendah secara nasional, yaitu sebesar 1,47 persen y-o-y.

Provinsi ini berada di belakang Kalimantan Tengah, Nusa Tenggara Timur, Papua, dan Kepulauan Bangka Belitung," kata Harisson.

Terkait hal tersebut, Kemendagri melalui Dr. Yusharto Huntoyungo memberikan apresiasi kepada pemerintah daerah yang telah bekerja keras menjaga stabilitas harga di daerah masing-masing.

"Saya ucapkan terima kasih kepada seluruh pemerintah daerah yang berhasil mengendalikan inflasi. Ini adalah hasil dari kerja sama yang baik antara pemerintah dan masyarakat," tuturnya.

Meskipun angka inflasi di Kalbar relatif terkendali, kontribusi Kabupaten Sintang yang menjadi penyumbang tertinggi tetap menjadi perhatian serius.

Pemerintah Daerah Kalbar, melalui berbagai strategi dan koordinasi terus berupaya menekan angka inflasi ini.

Beberapa upaya yang dilakukan antara lain pengendalian harga pangan dan stabilisasi pasokan komoditas penting seperti beras, cabai, dan daging.

Menurut data yang dihimpun dari Pemerintah Provinsi Kalbar, harga beras medium di pasar lokal berada di kisaran Rp13.800 per kilogram, dengan beras Bulog SPHP dijual seharga Rp13.100 per kilogram dan beras premium seharga Rp17.766 per kilogram.

Harga cabai rawit hijau mencapai Rp28.666 per kilogram, cabai rawit merah Rp69.266 per kilogram, dan cabai keriting Rp37.133 per kilogram.

Sementara itu, harga bawang merah di pasar terpantau stabil di angka Rp25.000 per kilogram, bawang putih Rp35.000 per kilogram, gula pasir Rp17.000 per kilogram, minyak goreng kemasan Rp19.000 per liter, daging ayam Rp28.000 per kilogram, dan daging sapi Rp152.000 per kilogram.

Pemerintah Kabupaten Sintang bersama Pemerintah Provinsi Kalbar terus memantau perkembangan harga di pasar dan memastikan pasokan barang kebutuhan pokok tetap stabil untuk menekan laju inflasi, khususnya di wilayah yang berkontribusi signifikan terhadap kenaikan harga di Kalbar.

"Upaya ini diharapkan dapat menjaga daya beli masyarakat serta kestabilan ekonomi di Kalimantan Barat," kata Harisson.

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024