Devi Safitri sudah membayangkan dirinya akan meraih medali emas dari hapkido nomor daeryun kelas 59-63 kilogram putri, yang berhasil didapatnya di Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumatera Utara 2024, Selasa.
Pada pertandingan final melawan Jenifer Priscila Mamoto di GOR KONI, Banda Aceh, Devi yang berasal dari Kalimantan Barat (Kalbar) berhasil menang 13-10 atas lawannya tersebut.
Medali emas yang didapatkan Devi sekaligus menjadi medali emas pertama untuk kontingen Kalbar.
“Sebenarnya terbayang sih pasti terbayang. Pola pikirnya kan harus juara, bagaimana caranya kita ini sama-sama berusaha di lapangan. Persiapan kan sudah sama-sama sebelumnya, tinggal berusaha juga di lapangan. Lebih kuat usaha dia atau usaha saya,” kata Devi kepada Antara.
Devi yang sebelumnya merupakan atlet taekwondo itu menyebut dirinya direkrut oleh pelatihnya untuk menggeluti hapkido.
“Saya terjun ke hapkido itu awal mulanya dari pelatih kami. Sabeum Nim Rusli kan dulu pelatih saya juga. Sebelumnya saya ikut taekwondo. Jadi beliau sabeum rusli merekrut saya sebagai atlet hapkido, dari mulai situ lah saya berlatih hapkido,” ucap perempuan berpangkat Sersan Satu Angkatan Darat itu.
Persiapan Devi untuk PON Aceh-Sumut tergolong singkat, yakni hanya sekira lima bulan. Meski demikian, atlet kelahiran Pontianak itu sukses mendulang prestasi. Salah satu hal yang memudahkan Devi untuk berlatih serius adalah izin yang diberikan para atasannya.
“Nah alhamdulillahnya, Bapak Pangdam (Panglima Daerah Militer Tanjungpura) kami, Bapak Kabekam kami mendukung, jadi mengeluarkan surat izin kami untuk mengikuti latihan. Jadi setelah keluar surat latihan resmi, saya tidak akan “diganggu” oleh kesatuan atau Kodam, karena sudah perintah langsung untuk latihan,” pungkasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024
Pada pertandingan final melawan Jenifer Priscila Mamoto di GOR KONI, Banda Aceh, Devi yang berasal dari Kalimantan Barat (Kalbar) berhasil menang 13-10 atas lawannya tersebut.
Medali emas yang didapatkan Devi sekaligus menjadi medali emas pertama untuk kontingen Kalbar.
“Sebenarnya terbayang sih pasti terbayang. Pola pikirnya kan harus juara, bagaimana caranya kita ini sama-sama berusaha di lapangan. Persiapan kan sudah sama-sama sebelumnya, tinggal berusaha juga di lapangan. Lebih kuat usaha dia atau usaha saya,” kata Devi kepada Antara.
Devi yang sebelumnya merupakan atlet taekwondo itu menyebut dirinya direkrut oleh pelatihnya untuk menggeluti hapkido.
“Saya terjun ke hapkido itu awal mulanya dari pelatih kami. Sabeum Nim Rusli kan dulu pelatih saya juga. Sebelumnya saya ikut taekwondo. Jadi beliau sabeum rusli merekrut saya sebagai atlet hapkido, dari mulai situ lah saya berlatih hapkido,” ucap perempuan berpangkat Sersan Satu Angkatan Darat itu.
Persiapan Devi untuk PON Aceh-Sumut tergolong singkat, yakni hanya sekira lima bulan. Meski demikian, atlet kelahiran Pontianak itu sukses mendulang prestasi. Salah satu hal yang memudahkan Devi untuk berlatih serius adalah izin yang diberikan para atasannya.
“Nah alhamdulillahnya, Bapak Pangdam (Panglima Daerah Militer Tanjungpura) kami, Bapak Kabekam kami mendukung, jadi mengeluarkan surat izin kami untuk mengikuti latihan. Jadi setelah keluar surat latihan resmi, saya tidak akan “diganggu” oleh kesatuan atau Kodam, karena sudah perintah langsung untuk latihan,” pungkasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024