Samsung berkomitmen mengembangkan artificial intelligence (AI/kecerdasan buatan) yang melindungi privasi pengguna dan kreativitas berkarya.
"Kami (menggunakan AI) yang sesuai regulasi yang berlaku, termasuk menghormati hak cipta dari setiap kreasi yang dibuat pengguna," kata Manajer Senior Pemasaran Produk MX Samsung Electronics Indonesia Ilham Indrawan saat diskusi daring di Jakarta, Selasa.
Samsung sejak awal tahun ini menyematkan kemampuan kecerdasan buatan pada ponsel flagship mereka, yang diberi nama Galaxy AI. Kecerdasan artifisial itu memiliki berbagai fitur untuk mendukung produktivitas hingga membuat konten.
Samsung berupaya melindungi privasi pengguna dengan tidak mengizinkan mengedit wajah seseorang menggunakan Galaxy AI dengan alasan keamanan data pribadi.
Samsung juga tidak mengizinkan fitur pencarian Circle to Search digunakan untuk mencari wajah seseorang.
Sementara itu, sebagai bentuk menghargai kreativitas, Samsung memberikan watermark (tanda air) yang tidak bisa dihilangkan pada setiap konten yang dibuat menggunakan Galaxy AI, termasuk pada foto yang diedit menggunakan Galaxy AI.
"Untuk menandakan bahwa foto itu melalui proses editing (penyuntingan). Itu komitmen kami untuk mengikuti regulasi AI," kata Ilham menambahkan.
Samsung memprediksi kebutuhan konsumen terhadap AI akan meningkat, melihat pertumbuhan penggunaan Galaxy AI dari 19 persen ketika diluncurkan awal tahun ini menjadi sekitar 27 persen untuk hari ini.
Pertumbuhan tersebut, kata Ilham, didukung semakin banyak gawai Samsung yang mendapatkan Galaxy AI serta kehadiran fitur-fitur berbasis AI pada ponsel lipat Galaxy Z Fold6 dan Galaxy Z Flip6.
"Penerimaan (terhadap AI) semakin baik, orang semakin terbiasa menggunakan AI," kata Ilham.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024
"Kami (menggunakan AI) yang sesuai regulasi yang berlaku, termasuk menghormati hak cipta dari setiap kreasi yang dibuat pengguna," kata Manajer Senior Pemasaran Produk MX Samsung Electronics Indonesia Ilham Indrawan saat diskusi daring di Jakarta, Selasa.
Samsung sejak awal tahun ini menyematkan kemampuan kecerdasan buatan pada ponsel flagship mereka, yang diberi nama Galaxy AI. Kecerdasan artifisial itu memiliki berbagai fitur untuk mendukung produktivitas hingga membuat konten.
Samsung berupaya melindungi privasi pengguna dengan tidak mengizinkan mengedit wajah seseorang menggunakan Galaxy AI dengan alasan keamanan data pribadi.
Samsung juga tidak mengizinkan fitur pencarian Circle to Search digunakan untuk mencari wajah seseorang.
Sementara itu, sebagai bentuk menghargai kreativitas, Samsung memberikan watermark (tanda air) yang tidak bisa dihilangkan pada setiap konten yang dibuat menggunakan Galaxy AI, termasuk pada foto yang diedit menggunakan Galaxy AI.
"Untuk menandakan bahwa foto itu melalui proses editing (penyuntingan). Itu komitmen kami untuk mengikuti regulasi AI," kata Ilham menambahkan.
Samsung memprediksi kebutuhan konsumen terhadap AI akan meningkat, melihat pertumbuhan penggunaan Galaxy AI dari 19 persen ketika diluncurkan awal tahun ini menjadi sekitar 27 persen untuk hari ini.
Pertumbuhan tersebut, kata Ilham, didukung semakin banyak gawai Samsung yang mendapatkan Galaxy AI serta kehadiran fitur-fitur berbasis AI pada ponsel lipat Galaxy Z Fold6 dan Galaxy Z Flip6.
"Penerimaan (terhadap AI) semakin baik, orang semakin terbiasa menggunakan AI," kata Ilham.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024