Kapolres Cilegon mengungkapkan bahwa dari hasil autopsi yang telah dilakukan oleh tim forensik RS Bhayangkara Banten mayat bocah dengan wajah dilakban tersebut adanya indikasi pembunuhan.

Kapolres Cilegon, AKBP Kemas Indra Natanegara, di Cilegon, Banten, Sabtu, mengatakan selain menjadi korban penculikan, perempuan berusia 5 tahun tersebut terindikasi telah menjadi korban pembunuhan oleh pelaku.

"Sementara hasil autopsi diindikasikan adanya pembunuhan, tapi belum kita simpulkan karena masih proses penyidikan," katanya.

Ia menjelaskan dari hasil autopsi terdapat sejumlah luka yang ditemukan di tubuh korban. Ada luka lebam pada bagian tangan kanan dan kiri. Kemudian di kaki serta perut juga mengalami lebam.

"Dan hasil pemeriksaan forensik telinga maupun mulut ditutup menggunakan lakban agar tidak berbau," katanya.

Sementara itu untuk dugaan kasus pencabulan, pihaknya memastikan tidak ada dugaan kekerasan seksual atau asusila yang dialami oleh korban.

"Kalau untuk pemerkosaan sudah dicek di organ intim korban tidak ada, tapi kalau untuk luka lebam ada di tangan kaki dan perut korban. Akibat benda tumpul," katanya.

Selain itu, korban juga diidentifikasi telah meninggal dua hari sebelum jasad nya ditemukan warga.

Sebelumnya, bocah berusia 5 tahun asal Komplek BBS RT/RW 01/04 Kelurahan Ciwedus, Kecamatan Cilegon, Kota Cilegon diduga menjadi korban penculikan pada Selasa (17/9). Sebelum dikabarkan meninggal dunia.

Dan pada Kamis (19/9) bocah malang tersebut ditemukan warga sudah tidak bernyawa dalam kondisi wajah ditutup lakban dan sekujur badan mengalami memar, di pesisir pantai Cihara, Kabupaten Lebak, Banten.


 

Pewarta: Desi Purnama Sari

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024