Serangan udara Israel di Lebanon selatan dan timur pada Selasa malam (22/10) menewaskan sedikitnya 19 orang dan melukai 35 lainnya.
Serangan tersebut menargetkan distrik Nabatiyeh dan Bint Jbeil di wilayah Nabatiyeh serta kota Sidon di wilayah Selatan dan distrik Baalbek dan Hermen di wilayah Baalbek-Hermel.
Di Nabatiyeh, pesawat tempur Israel menyerang lingkungan Kassar Zaatar, menewaskan lima orang dan melukai 21 lainnya, menurut pernyataan dari Kementerian Kesehatan Masyarakat Lebanon.
Di Bint Jbeil, pesawat Israel menargetkan desa Haris, menewaskan dua orang, menurut laporan Kantor Berita Nasional milik pemerintah Lebanon.
Di Sidon, serangan udara di kota Tefahta mengakibatkan enam orang tewas.
Di Baalbek, pesawat tempur Israel menewaskan satu orang dan melukai empat lainnya dalam serangan terhadap sebuah rumah di kota Nabi Sheet, menurut Kantor Berita Nasional, yang tidak menyebutkan tingkat keparahan cedera.
Di Baalbek-Hermel, serangan udara Israel menewaskan lima orang dan melukai 10 lainnya di daerah al-Maali, kata Kementerian Kesehatan Lebanon, yang juga tidak memberikan rincian tentang tingkat keparahan cedera tersebut.
Dalam insiden terpisah, militer Israel melakukan serangkaian serangan udara di tiga daerah di pinggiran selatan Beirut, ibu kota Lebanon.
Menurut Anadolu, serangan itu menghantam lingkungan Laylaki, Borj El Brajneh dan Haret Hreik.
Tidak ada laporan langsung tentang korban atau kerusakan yang diberikan.
Sebelumnya pada hari itu, tentara Israel mengeluarkan peringatan kepada penduduk empat gedung di daerah tersebut, memerintahkan mereka untuk mengungsi sebelum serangan.
Pinggiran selatan Beirut, yang juga dikenal sebagai Dahiyeh, merupakan benteng Hizbullah.
Haret Hreik, yang terletak di jantung pinggiran kota, meliputi area seluas 1,82 kilometer persegi dan berjalan 5 kilometer dari Beirut.
Daerah yang padat penduduk itu digambarkan sebagai benteng politik kelompok Lebanon itu, yang menampung kantor-kantor keamanan dan politiknya, termasuk pusat komando, kantor-kantor parlemen dan Dewan Syura.
Israel telah melancarkan kampanye udara besar-besaran di Lebanon sejak bulan lalu terhadap apa yang disebutnya sebagai target-target Hizbullah dalam eskalasi perang lintas perbatasan selama setahun antara Israel dan kelompok itu sejak dimulainya serangan brutal Israel di Gaza.
Setidaknya 2.546 orang telah tewas dan lebih dari 11.860 orang terluka dalam serangan-serangan Israel sejak Oktober, menurut otoritas kesehatan Lebanon.
Israel memperluas konflik itu pada 1 Oktober 2024 dengan melancarkan serangan darat ke Lebanon selatan.
Sumber: Anadolu
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024
Serangan tersebut menargetkan distrik Nabatiyeh dan Bint Jbeil di wilayah Nabatiyeh serta kota Sidon di wilayah Selatan dan distrik Baalbek dan Hermen di wilayah Baalbek-Hermel.
Di Nabatiyeh, pesawat tempur Israel menyerang lingkungan Kassar Zaatar, menewaskan lima orang dan melukai 21 lainnya, menurut pernyataan dari Kementerian Kesehatan Masyarakat Lebanon.
Di Bint Jbeil, pesawat Israel menargetkan desa Haris, menewaskan dua orang, menurut laporan Kantor Berita Nasional milik pemerintah Lebanon.
Di Sidon, serangan udara di kota Tefahta mengakibatkan enam orang tewas.
Di Baalbek, pesawat tempur Israel menewaskan satu orang dan melukai empat lainnya dalam serangan terhadap sebuah rumah di kota Nabi Sheet, menurut Kantor Berita Nasional, yang tidak menyebutkan tingkat keparahan cedera.
Di Baalbek-Hermel, serangan udara Israel menewaskan lima orang dan melukai 10 lainnya di daerah al-Maali, kata Kementerian Kesehatan Lebanon, yang juga tidak memberikan rincian tentang tingkat keparahan cedera tersebut.
Dalam insiden terpisah, militer Israel melakukan serangkaian serangan udara di tiga daerah di pinggiran selatan Beirut, ibu kota Lebanon.
Menurut Anadolu, serangan itu menghantam lingkungan Laylaki, Borj El Brajneh dan Haret Hreik.
Tidak ada laporan langsung tentang korban atau kerusakan yang diberikan.
Sebelumnya pada hari itu, tentara Israel mengeluarkan peringatan kepada penduduk empat gedung di daerah tersebut, memerintahkan mereka untuk mengungsi sebelum serangan.
Pinggiran selatan Beirut, yang juga dikenal sebagai Dahiyeh, merupakan benteng Hizbullah.
Haret Hreik, yang terletak di jantung pinggiran kota, meliputi area seluas 1,82 kilometer persegi dan berjalan 5 kilometer dari Beirut.
Daerah yang padat penduduk itu digambarkan sebagai benteng politik kelompok Lebanon itu, yang menampung kantor-kantor keamanan dan politiknya, termasuk pusat komando, kantor-kantor parlemen dan Dewan Syura.
Israel telah melancarkan kampanye udara besar-besaran di Lebanon sejak bulan lalu terhadap apa yang disebutnya sebagai target-target Hizbullah dalam eskalasi perang lintas perbatasan selama setahun antara Israel dan kelompok itu sejak dimulainya serangan brutal Israel di Gaza.
Setidaknya 2.546 orang telah tewas dan lebih dari 11.860 orang terluka dalam serangan-serangan Israel sejak Oktober, menurut otoritas kesehatan Lebanon.
Israel memperluas konflik itu pada 1 Oktober 2024 dengan melancarkan serangan darat ke Lebanon selatan.
Sumber: Anadolu
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024