Dekan Fakultas Psikologi Universitas Pancasila (UP) Prof. Dr. Awaluddin Tjalla mengatakan ilmu psikologi memberikan pendampingan terhadap kemajuan teknologi informasi agar generasi muda bisa tetap berprilaku positif kepada masyarakat sekitarnya.

Hal tersebut dikatakan Prof. Dr. Awaluddin Tjalla, disela-sela Konferensi Internasional 2nd ICP-IBS (International Conference on Psychology and Interdisciplinary Behavioural Studies) di Kampus Universitas Pancasila, Selasa.

Ia mengatakan kemajuan teknologi informasi memberikan kontribusi besar misalnya anak tidak perlu membawa buku banyak dalam tas mereka ke sekolah, hanya membawa telepon genggam dan di sekolah dibuka, dipelajari, searching informasi, itu kontribusi teknologi.

Namun lanjutnya jika itu tidak di kontrol dengan baik membuat penggunaan itu bisa memberikan dampak negatif yang besar pada pendidikan anak.

"Untuk itu peran psikologi dalam melakukan pendampingan dengan mengontrol dan melakukan pendampingan perkembangan teknologi IT sangat diperlukan," katanya.

Menurut dia, Gen z ini lahir dalam dunia teknologi tidak bisa dipungkiri jadi kita harus membekali mereka agar bisa berinteraksi dengan dunia orang dewasa di sekitarnya.


Ia berharap dengan konferensi ini dapat membahas dan mengemukakan beberapa penelitian teknologi informasi dan komunikasi yang dihubungkan dengan dunia psikologi, yang mencakup beragam cabang ilmu.

Baca juga: Pancasila filter di tengah kemajuan teknologi informasi

Seperti psikologi industri dan organisasi, psikologi sosial, psikologi klinis, psikologi perkembangan, psikologi pendidikan, psikologi konsumen, serta psikologi politik sehingga bisa memberikan gambaran mengenai perkembangan psikologi saat ini.

Sementara itu Wakil Dekan II Fakultas Psikologi Universitas Pancasila (UP) Dr. Ayu Nindyati M. SI. PSI mengatakan dengan diadakannya konferensi internasional maka dunia pendidikan bisa memanfaatkan riset yang ada termasuk tentang gen z.

Ia mengatakan ada sekitar 19 sampai 20 paper dan sekitar 2/3 yang bicara tentang riset gen z, termasuk di antara bagaimana persiapan kerjanya, harapan dia seperti apa dan ternyata dari riset itu banyak aspek personal yang memang perlu dikembangkan dengan campur tangan dari dunia pendidikan.

Karena lanjut dia bagaimana pun juga 8 jam mereka setiap hari ada di sekolah, ada di kampus, ada di dunia kerja ada interaksi yang ada baik dengan leadernya, gurunya, temannya dan itu pasti akan membentuk karakter personil.

Dalam konferensi ini dipandu oleh Associate Professor Dr. Alam Zeb Khattak dari IQRA National University, Pakistan; Assistant Professor Dr. Ho Meng Chuan dari UCSI University, Malaysia; Prof. Daniel Francisco Del Rosario dari National University Philippines; dan Dr. Yeoh Sun Wei dari Taylor’s University, Malaysia.

Acara ini merupakan kerja sama antara Fakultas Psikologi Universitas Pancasila dan Research Synergy Foundation (RSF) sejak tahun 2022.

Diharapkan kesuksesan acara ini bisa memberikan pembaharuan mengenai beragam ilmu Psikologi dan kontribusinya dalam meningkatkan kesehatan mental dalam kehidupan kita sehari-hari.

Konferensi ini melibatkan para ahli psikologi dari berbagai negara seperti Prof. Kim Uichol, selaku President of International Association of Indigenous and Cultural Psychology (IAICP) dari Korea; Prof. Stuart Carr dari Massey University, New Zealand; lalu Prof. Lai Yin Ling selaku Deputy Provost, Heriot-Watt University, Malaysia; dan Associate Prof. Dr. Silverius Y. Soeharso, S.E., M.M., Psikolog dari Fakultas Psikologi Universitas Pancasila, Indonesia.

Baca juga: Sekda Pontianak sebut Al Quran bentengi dampak negatif kemajuan teknologi

 

Pewarta: Feru Lantara

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024