Kantor Kesyabandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) kelas I Ambon mencatat jumlah penumpang kapal laut di Ambon sejak H-7 arus mudik Natal hingga hari H mencapai 30.872 orang.
"Data tersebut didapat dari tiga pelabuhan yakni Pelabuhan Yos Sudarso, Pelabuhan Slamet Riyadi dan Pelabuhan Gudang Arang," Kata Plt Kepala KSOP Kelas I Ambon, Fera J Alfaris di Ambon, Rabu.
Ia mengatakan, hingga saat ini jumlah penumpang yang turun ada sebanyak 15.812 orang sedangkan jumlah penumpang yang naik ada sebanyak 14.970 orang.
Jika dibandingkan periode yang sama pada tahun 2023 yang hanya sejumlah 18.162 penumpang maka terjadi kenaikan jumlah penumpang mencapai 110 persen.
Untuk daerah asal dengan pemudik Natal terbanyak tahun ini yakni Sorong sebanyak 3.622 penumpang, Namlea 2.168 penumpang dan Tual sebanyak 2.010 penumpang.
Sementara untuk daerah tujuan dengan pemudik Natal 2024 terbanyak yakni Namlea 2.825 penumpang, Banda Naira 2.218 dan Ternate sebanyak 2.115 penumpang.
Menurutnya lonjakan penumpang tersebut terjadi lantaran kapal laut menjadi moda transportasi alternatif yang terjangkau saat musim mudik saat ini.
Oleh sebab itu, untuk memberikan kenyamanan pada para penumpang hingga usai libur Natal dan Tahun Baru 2025 pihaknya bersama unsur kemaritiman di Maluku telah melakukan uji petik pada kapal penumpang.
“Bersama insan maritim di Maluku dan Dinas Perhubungan, Pelni, Pelindo dan lain-lain. Kami lakukan uji petik pemeriksaan fasilitas pelabuhan dan kapal untuk memastikan keamanan dan kenyamanan penumpang saat arus mudik dan arus balik nanti," ucapnya.
Menurutnya, uji petik tersebut selain dalam rangka meningkatkan kelancaran, keselamatan, keamanan dan kenyamanan transportasi khususnya di sektor transportasi laut pada masa Natal dan tahun baru juga sebagai keseragaman dalam pelaksanaan pemeriksaan kelaiklautan kapal penumpang dan mekanisme pelaporan sesuai ketentuan.
Ia melanjutkan bahwa pengecekan fasilitas pelabuhan dimulai dari fasilitas terminal, parkir, pintu masuk dan keluar kendaraan, hingga penertiban pedagang asongan.
“Kalau dulu pedagang asongan bisa naik ke atas kapal untuk berjualan, maka saat ini tidak bisa lagi. Kami mulai batasi agar memberikan kenyamanan pada penumpang,” katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024