Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifah Fauzi menekankan pentingnya pengawasan keluarga, termasuk meningkatkan komunikasi antara orang tua dengan anak-anaknya dalam melindungi anak dari segala bentuk kekerasan.

"Kami jajaran Kementerian PPPA menyampaikan bela sungkawa atas meninggalnya ALF, seorang anak bangsa dalam peristiwa demonstrasi di Jakarta pada 28 Agustus lalu. Peristiwa ini menjadi pengingat bagi kita bersama untuk meningkatkan pengawasan keluarga, termasuk meningkatkan komunikasi antara orang tua dengan anak-anaknya," kata Menteri PPPA Arifah Fauzi dalam keterangan di Jakarta, Kamis.

Hal itu dikatakan Arifah Fauzi saat melayat ke rumah duka korban anak ALF di Kabupaten Tangerang, Banten.

Kunjungan tersebut merupakan bentuk perhatian dan empati pemerintah terhadap keluarga korban sekaligus menegaskan komitmen dalam melindungi anak dari segala bentuk kekerasan.

Menteri Arifah Fauzi menghargai keputusan keluarga korban yang memilih untuk tidak membawa kasus ini ke ranah hukum.

Baca juga: Lebih 35.000 laporan kekerasan terhadap perempuan selama 2024

Namun, ia menegaskan peristiwa ini harus menjadi refleksi bagi seluruh pihak.

"Kami memohon maaf atas kekurangan negara dalam melindungi anak, yang berujung pada hilangnya satu nyawa berharga anak kita. Seluruh anak Indonesia adalah anak kita bersama, mari saling bergandeng tangan dan bahu membahu agar kejadian ini tidak terulang kembali," kata Arifah Fauzi.

Kementerian PPPA pun meminta Polri mengedepankan pendekatan yang humanis dan memperhatikan keberadaan kelompok rentan, termasuk anak-anak yang terlibat dalam demonstrasi.

"Kami meminta pihak kepolisian agar mengedepankan pendekatan yang manusiawi dan memperhatikan keberadaan kelompok rentan, termasuk anak-anak dalam situasi kerumunan atau demonstrasi," kata Arifah Fauzi.

Sebelumnya, korban anak berinisial ALF (16), pelajar asal Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, Banten, meninggal dunia pada Senin (1/9) saat menjalani perawatan di Rumah Sakit (RS) Dr Mintohardjo, Jakarta, sejak Jumat (29/8), karena koma.

Korban diduga terlibat dalam aksi unjuk rasa di kawasan DPR/MPR RI pada Kamis (28/8) yang berujung ricuh.

 

Baca juga: Wabup Kubu Raya tekankan dampak perceraian pada anak

Pewarta: Anita Permata Dewi

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2025