Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyampaikan selain obat-obatan, perlengkapan kebersihan (hygiene kit) dan paket bantuan darurat (emergency kit) juga bernilai penting bagi masyarakat terdampak bencana guna mencegah infeksi penyakit.
“Logistik kesehatan tidak hanya obat-obatan. Hygiene kit dan emergency kit menjadi kunci untuk mencegah penyakit yang muncul akibat sanitasi dan lingkungan yang tidak sehat pascabencana,” kata Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes Agus Jamaludin dikutip di Jakarta, Rabu.
Hal itu, dia sampaikan usai Kemenkes menyalurkan logistik kesehatan pascabencana untuk Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Bantuan itu tidak hanya berupa obat-obatan, tetapi juga hygiene kit dan emergency kit sebagai langkah pencegahan penyakit di wilayah terdampak bencana.
Agus menyampaikan bahwa pendekatan komprehensif dalam respons kesehatan pascabencana bernilai penting.
Berdasarkan Laporan Situasi Penanganan Bencana Banjir dan Tanah Longsor Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat pada 15 Desember 2025 pukul 22.00 WIB, di Provinsi Aceh, distribusi bantuan itu dilakukan sejak akhir November hingga Desember 2025 ke sejumlah kabupaten/kota. Obat-obatan dikirimkan ke Aceh Tengah (33 koli), Pidie Jaya (200 paket HD), Bireuen (4 koli), Gayo Lues (8 koli), Aceh Timur (30 koli), Langsa (18 koli), dan Aceh Tamiang (22 koli).
Selain obat, Kemenkes juga menyalurkan pemberian makanan tambahan (PMT) untuk balita dan ibu hamil ke Aceh Tengah (34 dus), Pidie Jaya (23 dus), Gayo Lues (41 dus), Bener Meriah (29 dus), Lhokseumawe (75 dus), Aceh Utara (65 dus), Pidie (30 dus), dan Aceh Besar (34 dus).
Aceh juga menerima peralatan kesehatan khusus berupa oxygen concentrator sebanyak 10 unit untuk Aceh Tengah dan 10 unit untuk Bener Meriah. Selain itu, disalurkan 35 emergency medical team (EMT) kit, 50 emergency kit, serta 50 paket family hygiene kit melalui Dinas Kesehatan Provinsi Aceh dan Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan (SKK).
Sementara di Provinsi Sumatera Utara, distribusi bantuan itu melibatkan Kemenkes, Dinas Kesehatan Provinsi, Asosiasi RS Daerah (ARSADA), dan Halodoc. Kemenkes menyalurkan 5.000 dus PMT balita, 3.000 dus PMT ibu hamil, 2.000 pcs masker bedah, 500 pcs sarung tangan non-steril, serta 35 vial Biosat Serum ATS ke sejumlah daerah, antara lain Sibolga, dan Tapanuli Tengah.
Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara juga mendistribusikan perlengkapan kebersihan, obat-obatan, serta PMT ibu hamil dan balita ke wilayah Tapanuli Selatan, Padang Sidempuan, Langkat, Sibolga, Tapanuli Tengah, Mandailing Natal, dan Serdang Bedagai. Dukungan lembaga lain meliputi 150 botol vitamin A dari Dompet Dhuafa, lima paket obat-obatan dari Halodoc, serta total 90 vial Anti Tetanus Serum (ATS) Tetegam dari ARSADA.
Di Provinsi Sumatera Barat, disalurkan 44 paket obat pelayanan kesehatan dasar ke Kabupaten Padang Pariaman, Pesisir Selatan, Kota Padang, dan Solok, termasuk untuk mendukung layanan relawan kesehatan. Distribusi dilakukan dari akhir November hingga Desember 2025.
“Dengan dukungan logistik yang lengkap, kami berharap risiko penyakit pasca bencana dapat ditekan dan layanan kesehatan masyarakat tetap terjaga,” ucap Agus.
Editor : Admin Antarakalbar
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2025