Jakarta (ANTARA Kalbar) - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhammad Nuh mengatakan pihaknya masih mengumpulkan data dan keterangan terkait adanya pengaduan tentang bocornya kunci jawaban ujian nasional di sebagian daerah Jawa Timur.

"Jadi satu terkait isu kebocoran yang ramai, tim kementerian sudah turun untuk lakukan verifikasi. Siang ini (Selasa 17/4) saya juga akan video conference dengan yang ada di Jatim untuk memastikan cerita bocornya itu. Kesimpulan sampai saat ini apa yang beredar di hp-hp (handphone-red) itu tidak benar. Oleh karena itu siang jam 2 atau jam 3 kami akan "mengclearkan" hal itu kembali," kata Mendikbud di Kompleks Istana Presiden, Selasa, usai mendampingi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bertemu PM Selandia Baru John Key.

Menjawab adanya indikasi kebocoran soal dari jumlah lembar soal atau jawaban yang kurang, Mendikbud mengatakan kekurangan lembar jawaban atau soal bisa saja terjadi meski sudah disiapkan sebelumnya.

"Kalau toh ada lembaran atau soal yang kurang itu sangat dimungkinkan meskipun sudah dipersiapkan dengan baik asalkan yang pertama ada jalan keluarnya , Oleh karena itu, misalnya di SMA 39, atau SMA mana pun, kalau ada kekurangan maka jalan keluarnya ada. Yang penting kalau dia kekurangan 10 menit bisa diberikan waktu khusus yang penting si anak tidak dirugikan," paparnya.

Mengenai adanya sekolah yang menggunakan CCTV untuk pengawasan selama ujian nasional, Mendikbud menilai hal itu wajar dalam rangka memanfaatkan perkembangan teknologi.

"CCTV dimana-mana ada, intinya ingin manfaatkan teknologi. Itu biasa saja, jadi kenapa menjadi stres?" katanya.

(P008)

Pewarta:

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012