Jakarta (ANTARA Kalbar) - Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan Kiagus Ahmad Badaruddin, Jumat, meminta para pegawai eselon untuk menggunakan pertamax sebagai bahan bakar kendaraan dinas sehingga dapat menghemat anggaran internal kementerian.
Selain itu, sebagai upaya penghematan, Kiagus menambahkan biaya pemeliharaan kendaraan dinas akan dikurangi mulai 2013, dari pagu yang ditetapkan saat ini sebesar Rp14 juta.
"Mungkin nanti di 2013 baru dilakukan penyesuaian. Untuk 2012 anggarannya sudah tersedia. Nanti baru dilakukan penyesuaian standar biaya umum," katanya.
Menurut dia, apabila ada kelebihan biaya pemeliharaan kendaraan dinas dari pagu yang ditetapkan, maka pejabat yang bersangkutan harus menambah anggaran dari kantong pribadi.
"Selama ini biaya pemeliharaan kendaraan itu telah digunakan sebaik mungkin. Di luar batas pagu, harus bayar sendiri," ujarnya.
Sebagai upaya menjaga defisit anggaran yang ditetapkan sebesar 2,23 persen dalam APBN-Perubahan, pemerintah berupaya melakukan penghematan hingga Rp18,9 triliun.
Penghematan juga dilakukan karena subsidi energi hanya ditetapkan sebesar Rp225 triliun, padahal pemerintah tidak menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi pada awal April lalu.
(S034)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012
Selain itu, sebagai upaya penghematan, Kiagus menambahkan biaya pemeliharaan kendaraan dinas akan dikurangi mulai 2013, dari pagu yang ditetapkan saat ini sebesar Rp14 juta.
"Mungkin nanti di 2013 baru dilakukan penyesuaian. Untuk 2012 anggarannya sudah tersedia. Nanti baru dilakukan penyesuaian standar biaya umum," katanya.
Menurut dia, apabila ada kelebihan biaya pemeliharaan kendaraan dinas dari pagu yang ditetapkan, maka pejabat yang bersangkutan harus menambah anggaran dari kantong pribadi.
"Selama ini biaya pemeliharaan kendaraan itu telah digunakan sebaik mungkin. Di luar batas pagu, harus bayar sendiri," ujarnya.
Sebagai upaya menjaga defisit anggaran yang ditetapkan sebesar 2,23 persen dalam APBN-Perubahan, pemerintah berupaya melakukan penghematan hingga Rp18,9 triliun.
Penghematan juga dilakukan karena subsidi energi hanya ditetapkan sebesar Rp225 triliun, padahal pemerintah tidak menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi pada awal April lalu.
(S034)
Editor : Zaenal A.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012