10 sipil, 12 Tentara Tewas di Suriah Setelah Seruan Gencatan Senjata

Sabtu, 5 Mei 2012 9:29 WIB

Damaskus (ANTARA Kalbar) - Sepuluh warga sipil tewas akibat serangan mortir pemerintah dan 12 tentara tewas dalam bentrokan senjata dengan pemberontak termasuk di antara yang tewas di Suriah hanya beberapa jam setelah seruan baru PBB untuk menghormati gencatan senjata.

Sekjen PBB Ban Ki-moon mengatakan pemerintah dan oposisi harus bekerja sama penuh membantu para pemantau PBB saat menjalankan missinya untuk mengawasi perjanjian gencatan senjata yang mulai berlaku 12 April, lapor AFP.

Kendatipun imbauannya itu, para pemantau hak asasi manusia melaporkan aksi kekerasan tidak berhenti, sehari setelah serangkaian ledakan yang dikecam Ban sebagai "serangan-serangan bom teroris" yang menewaskan lebih dari 20 orang.

Sembilan orang dari satu keluarga termasuk di antara 10 orang yang tewas akibat serangan pemerintah di satu desa di provinsi Idlib, Suriah barat laut, kata Observatorium Hak Asasi Manusia Suriah yang berpangkalan di London.

Satu serangan mortir menghantam rumah mereka di desa Mashmashan dekat kota Jisr al-Shughur, kata kelompok pemantau itu dan menambahkan empat wanita dan dua anak termasuk di antara mereka yang tewas.

Di luar kota Damaskus seorang pria berusia 80 tahun tewas di kota Qatna akibat ditembak dari sebuah minibus, kata observatorium itu.

Di provinsi Deir Ezzor di timur laut, 12 tentara tewas dalam bentrokan dengan para petempur pemberontak, tambah pemantau itu.

Seorang warga sipil juga tewas dalam pertempuran di daerah Busayra, provinsi itu, di mana pasukan menanggapi serangan dengan rudal dan senapan mesin berat, katanya.

Ban menyerukan semua pihak bekerja sama dengan misi pemantau PBB yang akan ditingkatkan jumlah dari rombongan pendahuluannya 30 personil menjadi 300 pemantau dalam beberapa hari dan pekan ke depan.

"Kendatipun menyatakan adanya perbaikan di daerah-daerah di antara para pemantau PBB digelar, sekjen PBB tetap sangat cemas dengan adanya laporan-laporan aksi kekerasan yang terus terjadi, pembunuhan dan penyiksaan di Suriah dalam beberapa hari belakangan ini," kata satu pernyataan.

Ia menyeru "aksi kekerasan bersenjata dalam segala bentukya oleh semua pihak segera dihentikan dan semua pihak bekerja sama penuh dengan tugas Misi Pengawas PBB di Suriah saat meningkatkan kehadiran di lapangan."

Dua pemantau sudah digelar di Idlib, satu provinsi yang berbatasan dengan Turki di mana para petempur pemberontak Tentara Pembebasan Suriah aktif. Tidak ada pemantau di Deir Ezzor.

Masing-masing dua pemantau telah dikerahkan di tiga pusat protes lainnya -- kota-kota Hama dan Homes dan Daraa provinsi, selatan Damaskus dan pusat pemberontakan terhadap pemerintah Presiden Bashar al-Assad yang meletus Maret tahun lalu.

Dalam aksi kekerasan Senin, bom-bom menghantam kota Idlib dan daerah-daerah pinggiran Damaskus.

"Ledakan-ledakan bom itu ditujukan pafa dua markas besar keamanan, satu kompleks inteljen angkatan udara dan intelijen militer," kata ketua observatorum itu Rami Abdel Rahman kepada AFP.

Kantor berita resmi SANA mengatakan "teroris-teroris" berada dibelakang serangan pembom-pembom bunuh diri" itu. (RN/B002)

Pewarta:

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012

Terkait

Mudik Gratis Antara Kalbar

Jumat, 31 Mei 2019 15:35

Lomba Foto

Jumat, 4 Mei 2018 10:00

Kalbar Targetkan 18 Besar Pon XVIII

Sabtu, 2 Juni 2012 17:11
Terpopuler