Jakarta (ANTARA Kalbar) - Organisasi Massa Laskar Merah Putih melakukan unjuk rasa di Markas Besar (Mabes) Polri di Jakarta, Senin, menuntut agar pemerintah memberikan perlindungan hukum dan politik bagi seluruh Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang berada di luar negeri.

"Kita meminta agar pemerintah memberikan perlindungan hukum dan politik bagi seluruh TKI atau TKW yang berada di Malaysia dan di luar Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)," kata Laskar Merah Putih Jakarta Selatan, JA Natsir saat menyampaikan orasinya.

Selain itu, meminta Kedutaan Besar RI yang berada di Malaysia wajib memberikan rasa keadilan, kenyamanan bagi seluruh pahlawan devisa tersebut, ujarnya.  
       
"Mendukung langkah konkrit pemerintah pusat untuk mengusut tuntas atas tragedi tewasnya tiga TKI yang 'dieksekusi tembak' oleh Polisi Diraja Malaysia (PDRM)," kata Natsir.  
       
Tragedi TKI sebagai pahlawan devisa negara, tiga TKI tersebut yang dieksekusi PDRM membuat rasa keprihatinan yang dalam bagi seluruh anak bangsa, katanya.

"Perlindungan hukum, politik dari pemerintah pusat belumlah maksimal, sehingga seringkali kejadian yang serupa nyaris terulang, kepedihan dan duka yang mendalam," kata Natsir.

Kasus tewasnya para TKI di luar negeri hingga kini tidak pernah ada hentinya, silih berganti terjadi terhadap para pahlawan devisa ini.  Kali ini menimpa TKI asal Nusa Tenggara Barat (NTB) yang bekerja di negeri "Jiran" Malaysia diduga menjadi korban perdagangan organ tubuh.

Ketiga korban yakni Herman (34), Abdul Kadir Jailani (25) dan Mad Noor (28). Ketiganya asal Desa Pancor Kopong Pringgasela Selatan dan Pengadangan Kecamatan Pringgasela, Kabupaten Lombok Timur.

Sementara itu, Pemerintah Malaysia membantah kecurigaan bahwa tiga TKI asal Lombok, NTB yang ditembak mati di Port Dickson, Negeri Sembilan, telah menjadi korban perdagangan organ tubuh manusia.

Menteri Dalam Negeri Malaysia, Datuk Seri Hishammuddin Tun Hussein mengatakan, kecurigaan tersebut sama sekali tidak benar dan hanya akan merusak citra Malaysia di mata dunia.

(S035)

Pewarta:

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012