Padang (ANTARA Kalbar) Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan Kota Padang, Sumatera
Barat, fokus menyosialisasikan keamanan pangan jajan anak sekolah karena
masih ada produk olahan yang bercampur dengan bahan yang berbahaya bagi
kesehatan konsumen.
Sosialisasi diberikan melalui bimbingan teknik Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) kepada tenaga pengajar dan langsung ke siswa di sekolah-sekolah, kata Petugas Sertifikasi dan Layanan Informasi Konsumen (Serlik) BBPOM Padang Asrianto di Padang, Senin.
Menurut dia, produk olahan jajan anak sekolah belum bebas dari campuran bahan berbahaya, seperti boraks, pengawet dan pewarna sehingga penting membangun kesadaran konsumen.
Dampak pangan jajan anak sekolah yang tidak higienis dan bercampur bahan berbahaya antara lain siswa bisa keracunan serta mengalami gangguan kesehatan.
Kendati dari sampel jajan anak sekolah yang diuji laboratorium BBPOM Padang menunjukan penggunaan bahan berbahaya pada makanan cenderung menurun tetapi masih perlu diawasi.
Karena itu, setiap bulan BBPOM menggelar KIE pangan jajan anak sekolah dan bulan lalu diikuti sebanyak 15 sekolah tingkat SD/Madrasyah Ibtidaiyah se-Kota Padang.
Pelaksanaan KIE tidak hanya di wilayah Padang, bahkan digelar pada sekolah-sekolah di kabupaten yang meminta.
Ia mengungkapkan, pada 2011 dilakukan uji laboratorium jajan anak sekolah sebanyak 489 sampel dari 43 sekolah, hasilnya terdapat cemaran mikro pada 37 jenis (24,03 persen).
Selain itu, Bahan Tambahan Pengawet (BTP) berlebih 12 jenis (7,79 persen), mengandung bahan berbahaya 3,24 persen atau lima jenis. Sedangkan yang memenuhi syarat mutu sebanyak 378 jenis dan tindak memenuhi syarat mutu tercatat 113 jenis.
Pangan jajan anak sekolah, harus aman dari cemaran yang merugikan kesehatan konsumen. Pangan tersebut harus memenuhi kriteria keamanan, kandungan gizi, dan standar lain.
"Orang tua perlu mengetahui juga cara mempersiapkan dan mengemas pangan untuk bekal anaknya dengan cara yang benar. Konsumen harus cerdas dalam memilih pangan untuk dikonsumsi," ujarnya.
(KR-SA/N002)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012
Sosialisasi diberikan melalui bimbingan teknik Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) kepada tenaga pengajar dan langsung ke siswa di sekolah-sekolah, kata Petugas Sertifikasi dan Layanan Informasi Konsumen (Serlik) BBPOM Padang Asrianto di Padang, Senin.
Menurut dia, produk olahan jajan anak sekolah belum bebas dari campuran bahan berbahaya, seperti boraks, pengawet dan pewarna sehingga penting membangun kesadaran konsumen.
Dampak pangan jajan anak sekolah yang tidak higienis dan bercampur bahan berbahaya antara lain siswa bisa keracunan serta mengalami gangguan kesehatan.
Kendati dari sampel jajan anak sekolah yang diuji laboratorium BBPOM Padang menunjukan penggunaan bahan berbahaya pada makanan cenderung menurun tetapi masih perlu diawasi.
Karena itu, setiap bulan BBPOM menggelar KIE pangan jajan anak sekolah dan bulan lalu diikuti sebanyak 15 sekolah tingkat SD/Madrasyah Ibtidaiyah se-Kota Padang.
Pelaksanaan KIE tidak hanya di wilayah Padang, bahkan digelar pada sekolah-sekolah di kabupaten yang meminta.
Ia mengungkapkan, pada 2011 dilakukan uji laboratorium jajan anak sekolah sebanyak 489 sampel dari 43 sekolah, hasilnya terdapat cemaran mikro pada 37 jenis (24,03 persen).
Selain itu, Bahan Tambahan Pengawet (BTP) berlebih 12 jenis (7,79 persen), mengandung bahan berbahaya 3,24 persen atau lima jenis. Sedangkan yang memenuhi syarat mutu sebanyak 378 jenis dan tindak memenuhi syarat mutu tercatat 113 jenis.
Pangan jajan anak sekolah, harus aman dari cemaran yang merugikan kesehatan konsumen. Pangan tersebut harus memenuhi kriteria keamanan, kandungan gizi, dan standar lain.
"Orang tua perlu mengetahui juga cara mempersiapkan dan mengemas pangan untuk bekal anaknya dengan cara yang benar. Konsumen harus cerdas dalam memilih pangan untuk dikonsumsi," ujarnya.
(KR-SA/N002)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012