Jakarta (ANTARA Kalbar) - Pelaku usaha makanan dan minuman (mamin) meminta pemerintah untuk mengantisipasi serbuan produk mamin impor.

"Pemerintah kurang serius dalam membendung produk impor makanan dan minuman," kata Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (Gapmmi), Franky Sibarani, di Jakarta, Jumat.

Menurut dia, saat ini pemerintah hanya fokus pada pembuatan regulasi, sementara pengawasan impor mamin (makanan dan minuman) masih kurang

Menurutnya, pada tahun lalu impor makanan dan minuman mencapai 238,28 juta dolar AS, meningkat 10,29 persen dibandingkan dengan 2010 yang sebesar 216,05 juta dolar AS.

"Serbuan impor mamin masih banyak berasal dari negara-negara ASEAN, seperti dari Malaysia. Tingginya impor secara tidak langsung berdampak pada penjualan mamin,"ujarnya.

Selama ini industri mamin masih terkendala pasokan gas yang berdampak pada produksi, kata Franky.

"Sebanyak 50-60 pabrik mamin masih kekurangan gas dan hal tersebut tidak mempengaruhi nilai ekspor makanan dan minuman yang akan meningkat 15 perden atau 3,45 miliar dolar AS dibandingkan tahun lalu yang mencapai 3 miliar dolar AS," katanya.

(KR-IAZ)

Pewarta:

Editor : Jessica Wuysang


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012